Khost, Afghanistan (ANTARA News/AFP) - Dua prajurit NATO dan dua prajurit Afghanistan tewas dalam serangan bom bunuh diri di sebuah pasar dekat pangkalan militer gabungan di wilayah timur negara itu, Minggu, kata sejumlah pejabat setempat dan koalisi.
Beberapa prajurit Afghanistan dan Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO juga cedera dalam ledakan di pasar itu, yang terletak di Gardez, ibukota provinsi Paktia.
"Terjadi ledakan di dekat pangkalan operasi di distrik Gardez... Dua prajurit ISAF tewas," kata juru bicara NATO Sersan Mayor Jason Haag kepada AFP.
Ia tidak menyebutkan kewarganegaraan korban yang tewas, sesuai dengan kebijakan ISAF, namun hampir semua prajurit asing di wilayah itu adalah warga AS.
Gulam Dastagir Rostumyar, wakil kepala kepolisian provinsi, mengatakan, serangan itu terjadi di sebuah pasar loak di luar pangkalan militer Afghanistan yang terletak di dekat sebuah instalasi AS.
"Dua prajurit Tentara Nasional Afghanistan tewas dan empat orang cedera," katanya.
Jendral Mohammad Zahir Azimi, seorang juru bicara kementerian pertahanan Afghanistan, mengatakan, sedikitnya lima prajurit Afghanistan cedera.
Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahed menghubungi AFP dari sebuah lokasi yang dirahasiakan untuk menyatakan tanggung jawab atas serangan itu.
ISAF kemudian melaporkan bahwa satu lagi prajuritnya tewas dalam serangan di wilayah selatan, "setelah serangan gerilya", namun tidak ada penjelasan lebih lanjut.
Dengan kematian teakhir itu, jumlah prajurit asing yang tewas di Afghanistan menjadi 678 sepanjang 2010, tahun paling mematikan bagi pasukan asing selama perang sembilan tahun, menurut hitungan AFP yang berdasarkan atas angka-angka di situs independen icasualties.org.
Kekerasan meningkat di Afghanistan dengan jumlah kematian sipil dan militer mencapai tingkat tertinggi tahun ini ketika kekerasan yang dikobarkan Taliban meluas dari wilayah tradisional di selatan dan timur ke daerah-daerah barat dan utara yang dulu stabil.
Pemimpin Taliban Mullah Omar telah menyatakan, pihaknya akan meningkatkan serangan taktis terhadap pasukan koalisi untuk memerangkap musuh dalam perang yang melelahkan dan mengusir mereka seperti pasukan eks-Uni Sovyet.
Saat ini terdapat lebih dari 150.000 prajurit yang ditempatkan di Afghanistan untuk membantu pemerintah Presiden Hamid Karzai memerangi gerilyawan Taliban.
Para komandan NATO telah memperingatkan negara-negara Barat agar siap menghadapi jatuhnya korban karena mereka sedang melaksanakan strategi untuk mengakhiri perang lebih dari delapan tahun di negara itu.
Pasukan NATO dan Afghanistan saat ini terlibat dalam ofensif besar-besaran di sekitar Kandahar -- kota terbesar di wilayah selatan -- yang bertujuan menghalau gerilyawan dari daerah tersebut untuk membantu mengakhiri perang panjang Afghanistan.
Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al-Qaeda Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.
Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO mencakup puluhan ribu prajurit yang berasal dari 43 negara, yang bertujuan memulihkan demokrasi, keamanan dan membangun kembali Afghanistan, namun kini masih berusaha memadamkan pemberontakan Taliban dan sekutunya.
Sekitar 521 prajurit asing tewas sepanjang 2009, yang menjadikan tahun itu sebagai tahun mematikan bagi pasukan internasional sejak invasi pimpinan AS pada 2001 dan membuat dukungan publik Barat terhadap perang itu merosot.
Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.
Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer. (M014/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010