"Sebelumnya para TKI masih gunakan jasa "money changer" (tempat penukaran uang), namun kini mereka lebih senang gunakan jasa "remittance" karena lebih cepat dan aman," kata Perwakilan BNI untuk jasa pengiriman uang di Malaysia, Wisang Poernomo kepada ANTARA di Kuala Lumpur, Minggu.
Wisang mengatakan, sebelumnya pengiriman uang TKI sekitar 80 persennya lewat "money changer", namun setelah pemerintah Malaysia mengizinkan beroperasinya perusahaan jasa "remittance", maka
sekarang para TKI lebih banyak yang mengirimkan uangnya ke Tanah Air melalui perusahaan jasa pengiriman uang tersebut.
"Bisnis ini cukup bagus karena jumlah transaksinya terbilang tinggi. Tiap hari pasti ada yang kirim uang lewat agen-agen kami. Dalam satu bulan bisa mencapai 30 ribu transaksi," kata Wisang.
Perwakilan BNI untuk pengiriman uang, lanjut dia, pada bulan Juni 2009 telah memiliki izin resmi dari Bank Sentral Malaysia, kini sudah memiliki delapan agen di Semananjung Malaysia dan satu agen besar di Sabah.
Sedangkan dua agen di Johor merupakan cabang BNI dari Singapura.
Pada saat ini, sejumlah perbankan nasional telah membuka layanan tersebut di Malaysia adalah BNI, Mandiri , BCA dan Bank Muamalat.
Direktur Utama Mandiri International Remittance Sdn Bhd, Agus Haryoto Widodo mengatakan bisnis jasa pengiriman uang ini cukup menjanjikan karena volume transaksinya cukup tinggi.
"Pada saat ini, transaksi melalui remittance yang dilakukan oleh TKI di Malaysia termasuk yang terbesar mencapai 40 persen dari total transaksi," katanya dengan menyebutkan nilainya mencapai triliunan rupiah setiap tahunnya .
Saat ini, lanjut dia, Mandiri Remittance memiliki enam cabang yang tersebar di wilayah semenanjung Malaysia dan sedang dikaji untuk menambah cabang lagi.
Ia menjelaskan, Mandiri sejak 17 Maret 209 juga telah mendapatkan lisensi untuk operasional layaknya kantor cabang bank, namun sekarang ini masih dalam kajian pihak manajemen di Jakarta.
"Kira-kira, pada Maret 2011 akan diinfokan apa yang akan dilakukan Mandiri di Malaysia. Ini hanya dalam penentuan langkah bisnis yang akan diambil ke depan," katanya.(*)
(T.N004/A011/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010