"Kepala Negara yang antara lain didampingi Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad akan meresmikan Pusat pembibitan udang vaname yang terbesar di kawasan Aia Tenggara itu pada hari Senin (6/12)," kata Kepala Bagian Publikasi dan Dokumentasi pada Biro Hubungan Masyarakat dan Protokol Pemerintah Provinsi Bali, I ketut Teneng, di Denpasar, Minggu.
Ia mengatakan, pusat pembibitan tersebut dibangun di lahan seluas lahan empat hektare yang dibeli menggunakan dana pemerintah pusat senilai Rp14,05 miliar.
Pusat pembibitan tersebut sudah mulai melakukan proses produksi sejak awal 2009, yang secara bertahap kapasitasnya terus ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan bibit pengembangan udang di Bali maupun daerah lainnya di Indonesia, ujar Ketut Teneng.
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, serta Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Bali, I Gusti Putu Nuriarta, serta pejabat di Karangasem telah melakukan berbagai koordinasi dan persiapan untuk kelancaran kegiatan tersebut.
Pembangunan pusat pembenihan induk udang di Bali itu pernah ditinjau Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad, saat menyaksikan penggunaan teknologi canggih kombinasi teknologi yang diterapkan balai pembibitan di Amerika Serikat dan Cina.
Kombinasi dua teknologi yang diterapkan negara maju tersebut merupakan yang terbaru, dengan harapan mampu menghasilkan benih yang bermutu dan tahan terhadap penyakit.
Penggunaan teknologi canggih tersebut, menurut Menteri Fadel Muhammad, merupakan hasil studi banding para ahli dan peneliti udang ke sejumlah negara.
Teknologi canggih itu dirancang atas kemampuan intelektual putra-putri Indonesia yang untuk pertama kalinya diterapkan di Bali.
Pusat pembibitan udang vaname selama ini terbesar di kawasan Asia Tenggara untuk tahap pertama berkapasitas 350.000 ekor per tahun.
Pemilihan lokasi di Pantai Bugbug, Kabupaten Karangasem, daerah ujung timur Pulau Bali, itu didasarkan berbagai pertimbangan, yakni hasil produksi bisa didistribusikan ke seluruh provinsi di Indonesia secara cepat.
Hal itu berkat didukung adanya fasilitas Bandara Ngurah Rai, Bali yang penerbangannya menjangkau seluruh kota di Tanah Air.
Dalam proses produksi didukung air laut yang bersih dan wilayah di sekitarnya tidak ada areal pertambakan. Areal pertambakan dari lokasi pembibitan berjarak sekitar 40 kilometer sehingga tidak memungkinkan terjadinya penularan penyakit.
Keunggulan lain dari lokasi tersebut memiliki kualitas air yang bagus serta terhindar dari pengaruh angin, karena terlindung di antara dua bukit.
Pemilihan lokasi pusat pembibitan dengan berbagai pertimbangantersebut diharapkan mampu menghasilkan bibit udang jenis vaname yang bermutu untuk memenuhi kebutuhan bibit pengembangan di berbagai daerah di Indonesia.
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010