Jakarta (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat mulai dibukanya mal/pusat perbelanjaan, pencairan dana bantuan sosial dan stimulus usaha mendorong permintaan barang dan jasa masyarakat sehingga memicu inflasi pada Agustus 2021 sebesar 0,08 persen.

“Selama dua bulan terakhir, DKI Jakarta mengalami deflasi dan Agustus ini terdapat inflasi 0,08 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Rabu.

Adanya inflasi pada Agustus 2021, kata dia, mengindikasikan mulai membaiknya ekonomi di Jakarta setelah PPKM Darurat pada Juli 2021

Meski masih dalam PPKM Level 4 dan kini Level 3, kegiatan ekonomi masyarakat mulai meningkat seiring beroperasinya pusat perbelanjaan dan mal. Begitu juga restoran dan rumah makan walau ada batasan jumlah pengunjung dan jam operasional.

Selain itu, kata dia, berlanjutnya bantuan sosial dan stimulus dunia usaha juga mendorong daya beli masyarakat.

Baca juga: Cabai penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2020 di Jakarta
Baca juga: Kenaikan tiket pesawat berpengaruh signifikan terhadap inflasi DKI

Warga menunjukkan uang bantuan sosial tunai atau BST usai mengambil di ATM Bank DKI, Jakarta, Selasa (20/7/2021). Pemprov DKI menyiapkan anggaran Rp604 miliar untuk bantuan sosial tunai atau BST kepada 1 juta Kepala Keluarga (KK) penerima manfaat selama PPKM darurat. Nilai BST kali ini mencapai Rp600.000 per KK dari hasil rapelan penyaluran tahap 5 dan 6 yang sempat tertunda pada Mei-Juni 2021 lalu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/aww.

Dia menjelaskan, perkembangan inflasi dari Januari hingga Agustus 2021 (year to date/ytd) sebesar 0,65 persen. Jika dibandingkan pada periode Agustus 2020 (yoy) inflasi tercatat sebesar 1,21 persen.

Sedangkan komoditas yang menyumbang inflasi, yakni pengeluaran untuk biaya pendidikan menjadi pemicu utama di perguruan tinggi sebesar 0,03 persen, Sekolah Menengah Pertama sebesar 0,02 persen dan biaya Sekolah Menengah Atas 0,02 persen.

“Inflasi kelompok pengeluaran pendidikan sebesar 1,35 persen karena mulai tahun ajaran baru,” katanya.

Selain dari sisi pendidikan, kegiatan yang menyumbang inflasi adalah kesehatan sebesar 0,57 persen, perlengkapan rumah tangga (0,23 persen), perawatan pribadi (0,22 persen), transportasi (0,09 persen) dan restoran (0,07 persen).

“Walaupun terjadi inflasi, namun inflasi 2021 masih di bawah rata-rata tahun lalu,” katanya.
Baca juga: BPS DKI ungkap biaya perguruan tinggi turut sebabkan inflasi Jakarta
Baca juga: BPS: Inflasi DKI Jakarta cenderung menurun

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2021