Pangkalpinang (ANTARA News) - Pemerintah meminta agar para guru memperbaiki pola mendidik murid taman kanak-kanak dengan lebih banyak memberikan kegiatan yang mendorong kreativitas anak.
"Murid TK harus dididik dengan pola bermain, jangan bebani anak usia dini dengan berhitung, pekerjaan rumah dan bentuk pelajaran lainnya sehingga cenderung membebani dan menghilangkan kreatifitas murid," kata Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdiknas Suyanto di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengemukakan bahwa hal itu saat menghadiri peletakan batu pertama pembangunan TK/SD bertaraf internasional di Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung (Babel).
"Murid TK tidak boleh dibebani dengan memberikan materi pelajaran seperti berhitung dan pekerjaan rumah, inti dari pendidikan TK itu adalah bermain, berintegrasi, sosialisasi dan berkreasi," ujarnya.
Ia menyatakan, pola didik dengan mengajari murid TK cara berhitung dan membaca merupakan cara yang salah karena mengabaikan kecenderungan anak usia dini yang suka bermain dan berkreasi.
"Jika murid TK harus diajari cara berhitung dan sebagainya, harus dengan pola bermain agar mereka tumbuh penuh dengan kreativitas, inovasi dan imajinasi," ujarnya.
Kadang-kadang, kata dia, orang tua juga tidak memahami fungsi TK itu sendiri untuk mengajak anak bermain sambil belajar untuk menstimulasikan antara pikiran dan kreativitas.
"Kerap terjadi orang tua mengeluhkan anaknya tidak bisa berhitung dan membaca sehingga menyalahkan guru TK, padahal TK itu adalah taman bermain untuk meningkatkan kreatifitas anak tanpa dibebani," ujarnya.
Ia mengatakan TK/SD bertaraf internasional ini harus diperkaya kurikulum dari negara-negara yang sudah maju dan 20 persen gurunya harus berpendidikan Strata 2 (S2).
"Namun demikian, tidak mengenyampingkan kurikulum nasional dan sekolah bertaraf internasional dan sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI) bukan mengada-ada karena sesuai dengan amanat undang-undang," ujarnya.
(KR-HDI/Z003/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010