Data aktivitas Gunung Bromo yang tercatat di Media Center Tanggap Darurat di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sabtu pukul 00.00-06.00 WIB, menyebutkan telah terjadi gempa vulkanik sebanyak empat kali dengan amplitudo 8-20 mm selama 10-18 detik.
Belum ada perubahan pada gempa tremor yang terjadi secara terus-menerus dengan amplitudo 1-3 mm dan menghembuskan asap vulkanik.
Ketinggian asap selama periode tersebut masih mencapai 200-300 mm yang berubah-ubah warnanya mulai putih kecokelatan, putih kemerahan, hingga kelabu.
Hingga pukul 06.30 WIB cuaca sekitar kawasan Gunung Bromo berlangsung cerah dengan temperatur udara mencapai 12 derajat Celsius. Namun, pada pukul 09.30 WIB lokasi kawah dan sekitarnya diselimuti kabut.
Di sekitar kawasan Cemorolawang, warga dan turis yang mencium bau gas solfatara mulai mengenakan masker untuk menghidari infeksi saluran pernapasan.
Sehari sebelumnya, embusan asap dari kawah Gunung Bromo mengarah vertikal, namun sejak Sabtu pagi sempat vertikal setinggi 200 meter sebelum terbawa angin ke arah utara.
Sampai saat ini Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Awas pada Gunung Bromo
"Statusnya masih tetap Awas, kendati ada indikasi penurunan aktivitas," kata Ketua Tim Tanggap Darurat Bencana Bromo, Gede Suwantika, di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemoro Lawang.
Gubernur Jatim Soekarwo berencana memantau aktivitas Gunung Bromo dari Cemorolawang atau Ngadisari, esok Minggu.
M038/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010