Beijing (ANTARA News/Xinhuanet-OANA) - Antartika bertambah hangat selama setengah abad belakangan bersama belahan lain dunia, demikian hasil satu studi baru yang disiarkan di dalam jurnal Nature, terbitan Kamis. Kajian oleh para ilmuwan AS melalui catatan cuaca dan satelit untuk wilayah Kutub Selatan, yang berisi 90 persen es dunia dan akan menaikkan tingkat permukaan air laut jika es di Antartika mencair, memperlihatkan bahwa temperatur beku telah naik sebesar 0,5 derajat Celsius (0,8 Fahrenheit) sejak 1950-an. Para ilmuwan tersebut menyimpulkan bahwa wilayah timur Kutub Selatan, yang lebih besar dan lebih dingin dibandingkan dengan bagian baratnya, bertambah hangat 0,1 derajat Celsius per dasawarsa, dan temperatur di bagian barat naik 0,17 derajat Celsius per dasawarsa, lebih cepat daripada kenaikan rata-rata global. "Apa yang anda dengar sepanjang waktu ialah Antartika akan menjadi dingin tapi bukan itu yang terjadi," kata pemimpin studi itu Eric Steig dari University of Washington. Selama bertahun-tahun, Kutub Selatan menjadi satu-satunya tempat yang secara aneh kelihatan kebal dari perubahah iklim. Temperatur di sebagian besar benua di dasar bumi tersebut tetap sama atau sedikit lebih dingin, demikian penelitian sebelumnya. Temuan itu mungkin membantu mengikis argumentasi orang-orang yang meragukan pemanasan global seperti mendiang peneliti Michael Crichton, yang menyatakan bertambah dinginnya temperatur di beberapa bagian Antartika sebagai petunjuk bahwa perubahan cuaca dibesar-besarkan. Para ilmuwan tersebut juga menulis bahwa kecenderungan itu "sulit dijelaskan" tanpa dampak dari peningkatan gas rumah kaca di atmosfir.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009