London (ANTARA News/AFP) - Laporan data pekerjaan Amerika Serikat yang lebih lemah dari perkiraan mengirimkan pasar saham Eropa mundur pada Jumat waktu setempat, namun memberikan dorongan terhadap euro setelah pekan "rollercoaster" karena kekhawatiran krisis utang zona euro.
Dealer mengatakan kenaikan awal untuk saham lenyap setelah data AS yang kebanyakan positif menghilang cepat ketika angka menunjukkan ekonomi AS hanya menciptakan 39.000 pekerjaan pada November, jauh dari perkiraan 130.000 pekerjaan.
"Data jelek ... adalah pengaturan situasi yang sangat negatif terhadap akhir minggu," kata Lindsey Piegza dari FTN Financial.
"Reaksi pasar dalam menanggapi ini jelas melakukan aksi jual. Ekspektasi untuk laporan lebih kuat dan kami tidak melihat itu," dia menambahkan.
Saham awalnya memperpanjang kenaikan karena Bank Sentral Eropa datang ke pasar untuk kedua hari membeli obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah zona euro yang lemah, membantu meringankan biaya pinjaman mereka dan memperkuat keyakinan krisis dapat dijinakkan.
Kepala ECB Jean-Claude Trichet pada Jumat mengatakan, dia yakin pada euro sebagai mata uang yang layak tetapi juga meminta pemerintah zona euro untuk meningkatkan ukuran dana penyelamatan yang mereka dirikan setelah bailout (dana talangan) utang Yunani pada Mei.
Ini, katanya, akan menunjukkan bahwa mereka setara dengan tantangan di depan.
Di London, indeks FTSE 100 dari saham-saham terkemuka ditutup turun 0,39 persen menjadi 5.745,32 poin, yang pada awal telah maju dengan sebagian besar pasar. Di Paris, indeks CAC 40 naik tipis 0,09 persen menjadi 3.750,55 poin, sementara di Frankfurt indeks DAX tergelincir 0,14 persen menjadi 6.947,72 poin.
Euro naik tajam menjadi 1,3370 dolar di perdagangan akhir London dari 1,3220 dolar di New York Kamis malam, dengan mata uang AS di bawah tekanan setelah laporan pekerjaan buruk.
Emas, "safe haven" (tempat berlindung yang aman) tradisional di masa ketidakpastian, melompat menjadi 1.403,50 dolar per troy ons dari 1.389 dolar AS pada Kamis.
Michael Hewson dari CMC Markets mengatakan angka pekerjaan AS yang mengecewakan, menunjukkan bahwa perekonomian terus kesulitan dan Federal Reserve AS mungkin harus berbuat lebih banyak lagi untuk mendapatkan itu kembali ke jalurnya.
The Fed telah mengadopsi kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) -- yang pada dasarnya merupakan pencetakan uang baru untuk mendorong permintaan tetapi juga merusak nilai dolar.
Trichet pada Kamis bersikeras bahwa ECB tidak akan turun ke jalan yang sama, sekalipun jika pihaknya harus memperpanjang beberapa langkah stimulus.
Christopher Purdy dari Spreadex di London mengatakan, pasar saham "dikocok oleh laporan pengangguran dan harus buru-buru memperoleh kembali pijakannya untuk naik kembali sedikit ke arah tingkat pagi.
"Pemulihan tetap rapuh dan pasar bimbang tertatih-tatih menjelang akhir pekan," tambahnya.
Di pasar Eropa lainnya, Amsterdam bertambah 0,22 persen, Brussels tergelincir 0,08 persen, Madrid naik 0,68 persen -- dibantu oleh rencana baru pemerintah memotong utang -- Milan naik 0,33 persen dan saham Swiss turun 0,66 persen.
Di pasar obligasi, intervensi ECB yang substansial memiliki dampak langsung -- imbal hasil atau tingkat pengembalian yang diterima oleh pemegang obligasi, pada obligasi 10 tahun Irlandia dan Portugal masing-masing turun menjadi 7,906 persen dan 5,714 persen, dari 8,297 persen dan 5,854 persen pada Kamis.
Di New York, blue-chip Dow Jones Industrial Average turun 0,29 persen pada sekitar 1715 GMT sementara teknologi Nasdaq tergelincir 0,09 persen.
Dealer mengatakan angka pekerjaan Amerika yang mengecewakan menyebabkan kerugian relatif moderat di Wall Street karena mereka meningkatkan kemungkinan Fed akan melanjutkan, jika tidak meningkat, langkah-langkah stimulus untuk menopang perekonomian.
Ada juga beberapa dukungan dari survei oleh Institute Supply Management yang menunjukkan sektor jasa AS berkembang lebih dari yang diharapkan pada November karena dunia usaha melihat harapan dalam pemulihan ekonomi.
Indeks pembelian manajer (PMI) ISM naik menjadi 55,0 persen dari 54,3 persen pada Oktober, kenaikan ke 11 bulan di sektor non manufaktur besar.
Dalam perdagangan di Asia sebelumnya, pasar juga bervariasi, dengan Tokyo naik 0,10 persen tetapi Hong Kong turun 0,55 persen setelah Beijing memperingatkan akan mengadopsi kebijakan moneter ketat pada 2011 untuk memerangi kenaikan inflasi. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010