Padang (ANTARA News) - Pascagempa yang mengguncang wilayah sejumlah kabupaten/kota di Sumatera Barat (Sumbar), Jumat, isu gelombang tsunami beredar di Kota Bukittinggi.

Nasri (60) pedang di Pasar Aur Bukittinggi, Jumat siang menghubungi wartawan ANTARA di Padang, menanyakan kebenaran pascagempa terjadi tsunami.

Terkait, di pasar Aur Bukittinggi sudah beredar gelombang tsunami sudah terjadi di kawasan pesisir pantai akibat gempa berkekuatan 4,2 SR tersebut.

"Mendengar banyak yang menyebut-nyebut terjadi tsunami, makanya saya hubungi keluarga di Padang," kata pedagang jam di Pasar Aur Bukittinggi itu.

Namun, setelah dihubungi anggota keluarga di Padang, syukur tak ada berpotensi tsunami dan hanya sekedar isu yang beredar dari mulut-kemulut oleh warga di Bukittinggi.

"Inilah masyarakat kita, belum diketahui kebenaran informasi dari pihak yang berwenang, sudah mengklaim langsung terjadi tsunami dan itu pun disampaikan pula pada warga lainnya," katanya.

Dampaknya, tambah dia, tentu sebagian warga mendapatkan informasi tersebut ikut panik karena anggota keluarganya ada di kawasan pantai.

Guncangan gempa dirasakan di Padang, Solok, Bukittingi, Padangpanjang, Pasaman Barat dan Muko-Muko Provinsi Bengkulu.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padangpanjang, Sumatera Barat (Sumbar) menyatakan gempa vulkanik berkekuatan 4.2 Skala Richter (SR) yang mengguncang pada Jumat sekitar pukul 10.13 WIB tidak berpotensi tsunami.

Analis BMKG Padangpanjang, Dili ketika dikonfirmasi dari Padang, menyebutkan gempa berkekuatan 4,2 SR tak berpotensi untuk membangkitkan gelombang tsunami.

Menurut dia, meskipun kedalamannya 10 km dan pusat gempa berada pada 17 km timur laut Kota Padang, tak akan menimbulkan tsunami sehingga masyarakat tak perlu terlalu panik.

Gempa yang terjadi merupakan aktivitas pergeseran lempeng. Guncangan gempa untuk Kota Padang kekuatannya III-IV MMI dan di Padangpanjang II-III MMI.

Pihak BMKG mengimbau warga untuk tidak terlalu panik, apalagi harus mengungsi dari kawasan pantai karena gempa tak berpotensi tsunami.(*)

(T.KR-SA/T010/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010