ajakan secara bahagia, secara nyaman, secara menarik tersebut tidak menimbulkan kaum muda merasa harus disuruh-suruh terus gitu ya
Jakarta (ANTARA) - Duta Perubahan Perilaku sekaligus Direktur Kampanye Gerakan Pakai Masker (GPM) dr. Grace Hananta memberikan kiat kepada pemerintah khususnya Satuan Tugas COVID-19 (Satgas) dalam edukasi pemakaian masker kepada masyarakat.
“Pemerintah terus menerus mendukung masyarakatnya agar bisa kembali pulih dan produktif dengan baik. Tapi jangan lupa, kita tidak bisa hanya berpangku tangan pada vaksin saja. Kita harus tetap fokus. Yang paling utama pakai masker,” kata Grace dalam acara Dialog Produktif Semangat Selasa bertajuk Jangan Abai, Jangan Lepas Maskernya dipantau secara daring di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan pemakaian masker masih menjadi hal yang sangat penting. Berbicara pemakaian masker, bukan mengenai bagaimana patuhnya penggunaan masker itu sendiri tetapi bagaimana menyadarkan masyarakat bahwa masker ditujukan untuk memproteksi diri.
Baca juga: Figur Publik: Prokes sudah menjadi gaya hidup selama pandemi
Untuk mengedukasi pemakaian masker, Grace menyarankan pemerintah menggunakan penyampaian atau ajakkan yang bersifat menyenangkan dan bahagia.
Hal tersebut dilakukan guna membuat masyarakat khususnya generasi muda, menjadi nyaman untuk menerima informasi dan paham pentingnya melakukan protokol kesehatan.
“Dengan penyampaian-penyampaian atau ajakan secara bahagia, secara nyaman, secara menarik tersebut tidak menimbulkan kaum muda merasa harus disuruh-suruh terus gitu ya,” kata dia.
Grace mengatakan pemerintah juga perlu memberikan pemahaman kepada generasi muda bahwa pandemi belum berakhir, yang kemudian diimbangi dengan pemberian data-data seputar COVID-19.
Baca juga: Menkes tekankan pentingnya perubahan perilaku dalam penanganan pandemi
“Memang kaum muda itu memiliki daya yang paling kuat untuk menggerakkan suatu bangsa. Jadi dengan itu, kita mengajak mereka berkolaborasi kemudian membuat sesuatu, sehingga dengan cara itulah kita bisa mengajak masyarakat luas di luar dari kaum-kaum muda,” ujar dia.
Ia mengatakan melalui ajakan juga kolaborasi tertentu, generasi muda akan memiliki semangat yang tinggi sehingga dapat menjadi “Duta-Duta Perubahan Perilaku” bagi lingkungan di sekitarnya.
Sebelumnya, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas Penanganan COVID-19 (Satgas) Sonny Harry B. Harmadi mengatakan perubahan perilaku masyarakat yang sangat signifikan dapat berpengaruh terhadap pengendalian pandemi COVID-19.
“Supaya kita bisa selesai pandeminya, betul-betul jangan abaik protokol kesehatan. Itu bisa naik turun. Masyarakat perannya menjadi sangat penting,” kata dia menjelaskan pentingnya terus melakukan protokol kesehatan.
Baca juga: Program HBCC dorong perubahan perilaku 3M cegah penyebaran COVID-19
Sonny mengungkapkan, pihaknya terus melakukan pemantauan melalui laporan-laporan dari para personel aparat yakni TNI Polri, serta menggandeng 115 ribu Duta Perubahan Perilaku di seluruh wilayah Indonesia.
“Jadi kita punya 115 ribu, ditambah petugas TNI Polri yang melaporkan. Lalu selain mengedukasi, para Duta Perubahan Perilaku juga melaporkan tingkat kepatuhannya masyarakat. Sehingga kita bisa tahu kondisi kepatuhannya,” kata dia.
Langkah-langkah tersebut pihaknya jalankan, guna menekan dampak negatif yang terjadi akibat meningkatnya mobilitas sosial, menurunnya protokol kesehatan, atau penurunan jumlah testing dan tracing di suatu daerah.
Ia berharap tidak hanya pemerintah, masyarakat juga dapat ikut berperan secara aktif menyebarkan pemahaman pentingnya mematuhi protokol kesehatan melalui literasi dan melakukan pemantauan melalui layanan aplikasi digital yang disediakan pemerintah.
"Jadi partisipasi selain masyarakat mematuhi protokol kesehatan, tentu kita berharap masyarakat bisa mematuhi protokol kesehatan digital tadi, juga meningkatkan literasinya, jadi mereka ikut berpartisipasi," kata Sonny Harry B. Harmadi .
Baca juga: Satgas: Masyarakat ambil peranan penting dalam penanganan COVID-19
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021