"Memang ada beberapa (tanggul) yang jebol, kami masih berusaha mengidentifikasinya," kata salah seorang pejabat di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Ponorogo, Ismono, Jumat.
Tidak dijelaskan olehnya berapa titik tanggul maupun tangkis sungai yang mengelami kerusakan. Ia hanya mengisyaratkan kerugian yang diakibatkan mencapai seratus juta lebih.
Masalahnya, lanjut Ismono, sejumlah tanggul dan tangkis yang kini rusak berat itu rata-rata merupakan konstruksi baru. Karena itu ia berharap kerusakan yang terjadi saat ini segera diperbaiki oleh rekanan dengan alasan masih masuk masa garansi.
"Pembangunan tanggul itu anggarannya berasal dari provinsi (Jatim) dan masih dalam masa pemeliharaan dari rekanan. Jadi, mereka harus bertanggung jawab untuk segera memperbaiki," kata Ismono.
Jebolnya sejumlah tanggul seperti terjadi di Desa Winong, Kecamatan Jenangan sempat membuat warga dan petani setempat gusar.
Penyebabnya, warga menduga kerusakan tanggul bukan semata dikarenakan luapan air sungai yang deras, tetapi juga disebabkan konstruksinya jelek/buruk.
Seperti diungkapkan Santoso, salah satu warga setempat yang mengeluhkan dengan kondisi dam yang jebol tersebut. Pasalnya, dam tersebut baru diserahterimakan pada bulan Oktober 2010, tapi pada kenyataanya konstruksi penahan luapan air ini malah sudah jebol.
Tak hanya itu, kondisi dam sendiri juga mengalami kerusakan yang cukup parah. "Masa dam baru sudah jebol. Jangan-jangan konstruksinya jelek," ujarnya.
Lebih lanjut Santoso mengatakan, sebelumnya warga dan petani setempat sempat curiga melihat cara pengerjaan tanggul tersebut.
"Lihat bongkahannya, sangat mudah hancur. Kami berharap pemerintah daerah segera memperbaiki tanggul yang jebol dengan kepanjangan hingga empat meter itu," katanya.(*)
(T.ANT-130/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010