Selama empat bulan saya belajar sambil membuka akun Youtube

Bondowoso (ANTARA) - Imam Januar tidak pernah menyangka bahwa belajar autodikanya mengenai youtube akan membuahkan hasil seperti saat ini, termasuk mampu mengentaskan puluhan pemuda di desanya yang pengangguran kini mempunyai penghasilan.

Pria berusia 34 tahun yang tinggal di Desa Tapen, Kecamatan Tapen, Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, ini awalnya bekerja sebagai karyawan di sebuah toko pakaian di Kota Bondowoso. Ia bekerja sebagai karyawan toko dari 2006 hingga 2019.

Setelah 13 tahun bekerja pada orang lain, ia merasa jenuh. Ia kemudian berselancar di internet untuk mencari tahu bagaimana caranya mendapatkan uang dari internet. Pilihannya adalah Google. Google kemudian menyediakan banyak pilihan bagi Imam, antara lain merancang aplikasi tertentu, membuat blog atau blogger.

Semua itu, bagi Imam sangat sulit untuk diwujudkan karena ia memang betul-betul gagap dengan teknologi informasi. Pemuda lulusan SMA Negeri 1 Tapen ini kemudian menemukan alternatif mendapatkan penghasilan dari internet yang tanpa modal, yakni mengisi konten Youtube.

"Maka belajarlah saya secara autodidak di Youtube juga, bagaimana caranya mengisi konten youtube. Waktu itu Tahun 2017 akhir. Selama empat bulan saya belajar sambil membuka akun Youtube dan mengisi konten, tapi belum menghasilkan apa-apa," kata ayah dari satu anak ini.

Karena tidak memiliki modal yang cukup, ia hanya memanfaatkan telepon seluler andoridnya untuk merekam video, mengedit dan mengunggah ke akun Youtube. Sampai saat ini HP jadulnya itu masih ia pertahankan.

Baru pada Tahun 2018 upaya mendapatkan hasil. Ia langsung mendapatkan bayaran Rp45 juta dari mengisi konten Youtube itu. Semangatnya untuk terus mengisi konten yang lebih baik terus muncul. Kalau sebelumnya, pekerjaan utamanya sebagai karyawan toko dan mengisi konten Youtube sebagai sampingan, sejak itu sudah terbalik.

Pekerjaan utama Imam adalah Youtuber dan sampingannya adalah karyawan toko pakaian. Selama bekerja 13 tahun di toko pakaian, ia mendapatkan gaji Rp2 juta per bulan. Jumlah gaji itu sudah tergolong besar untuk ukuran karyawan toko.

Sampai pada 2019 ia menyatakan keluar dari toko pakaian tempatnya bekerja dan fokus pada pekerjaan mengisi konten Youtube.

Karena pekerjaan barunya itu jarang dilihat orang, maka kemudian banyak menimbulkan fitnah pada dirinya. Ketika ia merenovasi rumah dan membeli kendaraan dari bayaran Youtube, banyak fitnah bermunculan, seperti tuduhan ia korupsi dari toko tempatnya bekerja sehingga dikeluarkan oleh bosnya.

Menghasilkan uang

Seiring perjalanan waktu, kini tanggapan orang di desanya sudah berbeda. Kalau dulunya menduga Imam melakukan hal yang tidak benar, kini mereka justru ingin tahu bagaimana menghasilkan uang dari Youtube.

Kini sudah puluhan pemuda di Desa Tapen yang sudah dientas oleh Imam untuk menekuni pekerjaan menjadi Youtuber dan bahkan ada yang sudah menghasilkan uang hingga Rp250 juta dalam sebulan. Kini Desa Tapen itu dikenal sebagai "kampung Youtuber".

Jika sebelumnya para pemuda setempat yang baru lulus SMA, pilihannya merantau ke kota lain, seperti Bali atau Surabaya untuk menjadi kuli bangunan atau menjadi pelayan toko di Bondowoso, kini mereka lebih berdaya dengan lebih banyak tinggal di rumahnya.

Imam mengakui bahwa untuk menjadi Youtuber itu jangan hanya melihat penghasilan mereka yang sudah berhasil, akan tetapi harus dipelajari juga kegigihan dan keuletannya sehingga layak mendapatkan penghasilan.

Ia menjelaskan ada sejumlah alasan seseorang menggeluti pengisian konten Youtube, seperti hanya ikut-ikutan teman, hanya untuk memindahkan isi memori kamera atau HP, ingin terkenal atau sekadar hobi dan terakhir untuk mendapatkan uang.

"Kalau memang ingin mendapatkan penghasilan dari Youtube, maka harus betul-betul serius. Tidak bisa hanya main-main. Pekerjaan ini memang kerjanya tidak jelas atau tidak kelihatan orang, tapi hasilnya sangat jelas. Kalau dulu saya dan teman-teman sibuk mencari uang, maka sekarang, uang yang mencari kami," katanya sambil tertawa.

Satu hal yang Imam selalu tekankan pada anak-anak muda yang belajar padanya adalah, tidak boleh bermain-main dengan konten hoaks, karena itu sangat berbahaya.

Mengenai hasil, Angga HS yang baru lulus SMA pada 2020 sudah mendapatkan penghasilan Rp250 juta dalam satu bulan. Pendapatan itu juga tidak instan. Awal mengisi konten Youtube ia hanya mendapatkan Rp2,5 juta. Pada bulan kedua setelah menghasilkan, ia mendapatkan Rp15 juta.

"Waktu pertama masuk ke mesin ATM, saya kurang yakin apakah, betul rekening saya ada uangnya dari Youtube. Setelah saya pencet-pencet mesin ATM, ternyata uangnya keluar. Akhirnya saya yakin bahwa dari Youtube ini betul-betul menghasilkan uang," kata lajang yang sudah membeli tanah dan mobil ini.

Pemuda yang sempat ikut tes menjadi polisi, namun tidak lulus itu bercerita awalnya sempat dipertanyakan oleh orang tuanya saat memberi uang. Uang itu didapatnya dari mana? Angga menjelaskan bahwa uang itu didapatnya dari bekerja menjadi pengisi konten Youtube.

Imam sendiri mengaku sangat bahagia melihat anak didiknya sudah berhasil mendapatkan uang. Ia mengaku tidak iri ketika pemuda yang dididiknya justru mendapatkan penghasilan lebih besar dari dirinya.

"Alhamdulillah, bagi saya rezeki tidak tertukar. Saya justru senang ketika anak didik saya berhasil. Saya juga tidak pelit untuk berbagi ilmu mengenai Youtuber ini dengan siapapun, asalkan mau serius. Saya ikut bahagia, teman-teman sudah bisa membiayai ongkos haji atau umrah orang tuanya," katanya.

Imam juga mengemukakan bahwa sangat ingin membantu masyarakat lainnya di Bondowoso untuk belajar mengisi Youtube dengan lebih luas lagi. Hanya saja, ia belum bisa berkomunikasi dengan pemerintah daerah setempat yang diharapkan bisa memfasilitasi kemungkinan berbagi ilmu itu.

Sementara Kepal Bidang dan Olahraga pada Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Pemkab Bondowoso Ririn Mardikaningrum sangat mendukung langkah yang dilakukan oleh Imam Januar dalam mengangkat generasi muda di desanya sehingga memiliki penghasilan.

"Tentu kami sangat mendukung dan kalau bisa hal itu dilanjutkan dengan menyentuh pemuda-pemuda lainnya sehingga bisa mengangkat ekonomi masyarakat," katanya.

Baca juga: YouTube Shorts akan bayar pembuat konten hingga Rp143 juta

Baca juga: YouTube rilis persentase tayangan video yang melanggar aturan


Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021