Seoul (ANTARA News) - Seorang pejabat Korea Utara yang mengawasi satu organisasi pemuda provinsi membelot ke Korea Selatan, kata laporan media, Jumat.
Surat kabar Chosun Ilbo yang mengutip sumber-sumber yang mengetahui mengatakan, Sol Jong-Sik, sekretaris I komite Liga Pemuda Sosialis Kim Il-Sung di provinsi Pyanggang, melarikan diri ke Korea Selatan (Korsel) Juni tahun lalu.
Kantor berita Yonhap yang mengutip satu sumber pemerintah mengatakan seorang pejabat senior dari komite provinsi itu telah membelot, tanpa menyebut namanya.
Badan Intelijen Nasional Korea Selatan (Korsel) menolak memberikan komentar mengenai berita itu.
"Sol adalah salah seorang dari para pejabat yang berusia 30 dan 40 tahunan yang dijanjikan untuk direkrut bagi jabatan-jabatan penting" sebagai pembuka jalan bagi suksesi kepemimpinan negara itu pada Kim Jong-Un, putra bungsu Kim Jong-Il, kata satu sumber kepada Chosun Ilbo.
"Keinginan tahu Sol tentang dunia luar dan kegandrungannya pada drama-drama TV Korsel membuat dia menghadapi masalah," kata sumber itu seperti dilaporkan AFP.
Nama Liga pemuda itu diambil dari nama pendiri negara komunis yang berhaluan keras itu Kim Il-Sung. Putranya dan kini pemimpin negara itu Kim Jong-Il sedang bersiap-siap untuk menyerahkan kekuasaan kepada putranya Kim Jong-Un.
Penampilan terakhir Sol di publik Korut adalah April tahun lalu ketika ia menghadiri acara terpilihnya kembali Kim Jong-Il sebagai ketua Komisi Pertahanan Nasional yang memiliki kekuasaan besar, kata Yonhap.
Chosun mengutip pernyataan sumber-sumber lain yang mengatakan seorang diplomat Korut yang ditempatkan di satu negara Asia yang tidak disebutkan namanya dan seorang ekskutif perusahaan perdagangan juga membelot ke Korsel.
Menurut satu telgram diplomatik AS yang dibocorkan, menteri luar negeri (waktu itu) Yu Myung-Hwan mengemukakan kepada para pejabat Amerika Januari 2010 bahwa beberapa pejabat Korut yang bekerja di luar negeri baru-baru ini membelot ke Korsel.
Yu menegaskan bahwa pembelotan-pembelotan itu tidak diumumkan ke publik, kata telgram yang dibocorkan laman internet WikiLeaks.
Ia menyatakan suksesi itu "tidak berlangsung mulus" dan perubahan mata uang yang merusak menyebabkan "masalah-masalah besar" bagi rezim komunis itu.
Lebih dari 20.000 warga Korut telah melarikan diri ke Korsel sejak Perang Korea 1950-1953.
(ANT/B010)
Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010