Kita semua memahami akhir akhir ini sejak pandemi COVID-19 muncul, serta tensi politik Amerika Serikat vs China berdampak pada rantai pasokan chip untuk berbagai kebutuhan seperti otomotif, komputer, barang barang elektronik...

Jakarta (ANTARA) - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita membidik produk chip semikonduktor untuk dapat diproduksi di dalam negeri secara bertahap, sejalan dengan target pemerintah yaitu program subtitusi impor.

"Untuk mencapai target tersebut, tentu dibutuhkan dukungan pemerintah berupa kebijakan dan kemudahan baik fiskal maupun non fiskal. Pemberian insentif dalam rangka penanaman modal merupakan salah satu upaya mendorong investasi industri semikonduktor di Indonesia," kata Menperin yang disampaikan secara virtual, Selasa.

Menperin menyampaikan hal itu saat menghadiri Seminar Web Internasional bertajuk "Peluang Industri Indonesia Terkait Isu Global Chip Shortage".

Menperin Agus memaparkan industri semikonduktor chip terus mengalami perkembangan dari chip mikrokontroler hingga Artificial Intelegence (AI) chip yang fungsinya semakin komplek sejalan dengan perkembangan Industri 4.0.

Peran strategis industri chip tersebut dinilai menjadi semakin strategis dalam pertumbuhan ekonomi global maupun nasional.

Indonesia meluncurkan Making Indonesia 4.0 tentunya penguatan dan pendalaman industri tidak terlepas dari kebutuhan piranti chip ini.

"Kita semua memahami akhir akhir ini sejak pandemi COVID-19 muncul, serta tensi politik Amerika Serikat vs China berdampak pada rantai pasokan chip untuk berbagai kebutuhan seperti otomotif, komputer, barang barang elektronik, dan perangkat telekomunikasi serta perangkat dengan feature Artificial Intelegence. Tentunya, Indonesia harus memikirkan cara cara yang optimal untuk pengamanan industri nasional," ujar Menperin Agus.

Strategi pembangunan industri semikonduktor perlu dilakukan dengan berbagai opsi pengembangannya mengingat industri ini membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mendirikan fabrikasi dan jumlah investasi yang cukup besar dan tersedianya high skill engineer untuk memproses kompleksitas kerja chip dengan kompleksitas fungsi dari desain hingga proses manufacturing dengan kontrol kualitas yang sangat ketat, termasuk zero partikel dalam prosesnya.

"Tantangan ini memberikan peluang baru bagi industri dan start up investor Indonesia untuk melakukan kontrak manufacturing chip yang sedang tumbuh di berbagai negara terutama AS, Jepang, China, Taiwan, Korea Selatan dan negara negara Eropa," ujar Menperin.

Menurut Menperin, tantangan pembangunan industri chip ini harus disiasati dengan upaya-upaya pengamanan pasokan chip di dalam negeri selain mempersiapkan tumbuhnya industri chip di dalam negeri.

Baca juga: Produsen mobil sebut kekurangan semikonduktor bisa hambat produksi

Sebagai gambaran, start up industri chip terlebih chip untuk artificial intelegence seperti Alphabhet dengan Google, Nvidia, Graphcore, Thinci, Grog dan puluhan start-up industri chip termasuk industri chip global saat ini dapat dilakukan kerja sama dalam memperkuat supply chain chip di Indonesia.

Berkaitan dengan hal tersebut di atas, Menperin menyampaikan pada 1973 di Indonesia pernah berdiri Industri komponen chip semikonduktor yang merupakan investasi dua perusahaan multinasional AS yaitu Fairchild Semiconductors dan National Semiconductors.

Namun pada 1985, kedua perusahaan tersebut hengkang keluar dari Indonesia yang berakibat sejak itu Indonesia menjadi negara mayoritas pengimpor komponen chip semikonduktor.

"Dengan terjadinya peristiwa Global Chip Shortage saat ini kita sadar penuh betapa pentingnya untuk menyiapkan rantai pasok yang aman bagi tersedianya suplai komponen chip semikonduktor di dalam negeri," kata Menperin.

Ia menambahkan sejak tahun 1980-an terjadi perubahan model bisnis di industri semikonduktor, yang awalnya semua dikerjakan oleh satu perusahaan dari hulu ke hilir atau vertical integration yang disebut Integrated Device Manufacturer (IDM).

Namun saat ini, model bisnis di industri semikonduktor sudah terpecah-pecah menjadi Fabless (Chip Design), Foundry (Chip Fabrication), IDM (Chip Design & Fabrication), dan OSAT (Assembly & Test).

Hal tersebut menimbulkan gairah ekonomi baru dengan bermunculan banyak perusahaan-perusahaan start up semikonduktor di seluruh dunia.

"Indonesia berkeinginan untuk ikut berpartisipasi dalam rantai nilai industri semikonduktor dunia melalui kerja sama dengan berbagai Mitra MultiNational Companies (MNCs) dan perusahaan start-up di seluruh dunia," ujar Menperin.

Indonesia akan mendorong pertumbuhan industri hilir elektronika dan simultan berupaya mengundang investasi industri semikonduktor dunia yang meliputi industri Fabless, Foundry, IDM, dan OSAT ke Indonesia.

"Kita ingin memberikan iklim investasi yang kondusif bagi industri semikonduktor secara khusus, maupun industri elektronika secara umum," ujar Menperin.

Baca juga: Samsung akan investasi 206 miliar dollar AS untuk pertumbuhan bisnis

Baca juga: Krisis chip, Toyota akan kurangi produksi di Jepang dan Amerika

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021