Beijing (ANTARA News/AFP) - Seniman China Ai Weiwei mengatakan ia dicegah untuk meninggalkan negerinya Kamis 30 menit sebelum menaiki pesawat mengarah ke Korea Selatan, mendahului upacara penerimaan hadiah Nobel Perdamaian pada pekan depan.
Ai, 53 tahun, salah satu seniman paling terkenal dan kontroversial China, sudah melewati pemeriksaan bea cukai dan sedang menunggu pesawatnya di bandara Beijing saat dua petugas imigrasi mendekatinya dan mengatakan ia tidak bisa pergi.
"Mereka menunjukkan saya nota dari Badan Keamanan Publik, yang menyatakan perjalanan ke luar negeri dapat mengganggu keamanan nasional," katanya melalui telepon ke AFP, menambahkan ia berpikir polisi diperingatkan oleh pesan mikroblog Twitter-nya yang mengatakan ia telah melewati pemeriksaan bea cukai.
Ai mengatakan ia percaya penahanannya berhubungan dengan upacara penerimaan hadiah Nobel yang akan dilaksanakan pada 10 Desember di Oslo, Norwegia -- acara sensitif bagi China setelah pembangkang yang pernah dipenjara, Liu Xiaobo, mendapat penghargaan perdamaian.
Banyak aktivis dan pengacara yang dicegah untuk meninggalkan China dalam beberapa minggu ini dan tampak seperti usaha untuk menggagalkan hubungan dengan penghargaan tersebut, yang telah membuat geram pemerintah Tirai Bambu.
Liu, yang pernah dipenjara selama 11 tahun atas tuduhan subversi karena membuat petisi yang menghimbau reformasi demokrasi, dan para anggota keluarganya tidak diharapkan untuk menghadiri acara penghargaan tersebut. Istrinya, Liu Xia, saat ini sedang menjalani hukuman tahanan rumah.
Ai, yang juga kritikus berani terhadap banyak pemimpin negeri komunis itu, sedang dalam perjalan ke Korsel, dan setelah itu berencana melanjutkan ke Jerman, Ukraina dan Denmark. Ia mengatakan tidak ada rencana menuju ke Oslo.
"Saya bertanya pada mereka berapa lama pelarangan ini akan berlangsung tetapi mereka tidak bisa menjawab," katanya.
Ini bukan pertama kalinya seniman tersebut bergelut dengan masalah.
Bulan lalu, ia sejenak mendapat hukuman tahanan rumah yang mencegahnya datang ke acara di studionya di Shanghai, yang akan dirubuhkan.
Ia juga mengatakan akan ditahan dan dipukuli oleh polisi yang menghalanginya dari kesaksian atas nama aktivis gempa Tan Zuoren di Sichuan, propinsi sebelah barat daya China, tahun lalu.
Tan kemudian mendapat hukuman penjara selama lima tahun. (IFB/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010