Bogor (ANTARA News) - Aktris kondang Indonesia Christine Hakim meraih penghargaan "International Federation of Film Producers Association Award", yang berlangsung di Gold Coast, Queensland, Australia.
"Christine Hakim mendapatkan penghargaan tersebut dari Asia Pacific Screen Award dalam bentuk `Outstanding Achievement in Film in the Asia Pacific Region`," kata Dr Ir Ricky Avenzora, MSc, sutradara film dokumenter yang menyertai Christine Hakim, saat menghubungi ANTARA di Bogor, dari arena kegiatan itu di Gold Coast, Kamis malam.
Ricky Avenzora, adalah dosen ekowisata Institut Pertanian Bogor (IPB) yang menyutradarai film dokumenter berjudul "Mak Itam & Me", yang bintangnya adalah Christine Hakim.
Ia menjelaskan, penghargaan tersebut diberikan pada Kamis sore pukul 17.00 waktu setempat, bersamaan dengan acara puncak "Asia Pacific Screen Award".
Pimpinan juri pada acara tersebut adalah Lord David Puttnam, produser dari film "The Kiliing Field".
Ia juga mengemukakan bahwa dalam konteks pemilihan film yang diperlombakan, maka dua insan perfilman Indonesia juga terlibat dalam acara tersebut, yaitu Salam Aristo dan Nan Achnas.
Dikemukakannya bahwa penghargaan untuk Christine Hakim tersebut diserahkan oleh Geoff Brown, General Manager of Screen Producer Association of Australia.
Ia menambahkan, dalam acara tersebut Christine Hakim dalam kapasitasnya sebagai duta muhibah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bidang Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) untuk kawasan Asia Tenggara, juga menyerahkan piala bagi film terbaik pilihan UNESCO.
Christine Hakim, dalam kapasitas duta muhibah UNESCO untuk Asia Tenggara, pada Oktober 2010 juga tampil di Paris, Prancis.
Ia menyampaikan pidatonya pada perayaan Hari Guru se-Dunia yang diselenggarakan di kantor UNESCO di Paris, Prancis.
Peringatan Hari Guru se-Dunia bertema "Recovery Begins With Teachers" itu, Christine Hakim saat berpidato menyampaikan bahwa pemerintah Indonesia telah memberi perhatian yang sangat besar bagi dunia pendidikan.
"Ini terbukti dari anggaran pendidikan yang telah dialokasikan Pemerintah Indonesia lewat APBN sebesar 20 persen atau lebih tinggi dibandingkan bidang lainnya," ujarnya.
Sebagai duta UNESCO, Christine bertugas meningkatkan kepedulian masyarakat tentang pentingnya peran guru serta kebutuhan-kebutuhan dan tantangan yang dihadapi guru di wilayah Asia Tenggara.
Peraih sederet piala Citra ini juga mengajak agar nilai-nilai kebersamaan terus ditingkatkan karena dirasanya semakin terkikis. (A035/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010