Ottawa (ANTARA) - Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau pada Senin (30/8) kembali berkampanye setelah kelompok pemrotes yang vokal dan kasar mengganggu kampanye pemilunya pada akhir pekan.

Sekelompok masa aksi protes pada satu saat memaksa Trudeau untuk membatalkan sebuah acara.

Trudeau pada Senin berbicara kepada media di kota Quebec, Granby, tetapi tidak merujuk pada peristiwa rusuh pada saat kampanyenya selama akhir pekan.

Trudeau didukung oleh Partai Liberal yang berkuasa yang sedang bersaing ketat dengan para pesaing dari kelompok Konservatif menjelang pemungutan suara untuk pemilu Kanada pada 20 September.

Dalam adegan yang jarang terlihat di Kanada selama kampanye federal, para demonstran di kota Bolton dan Cambridge, Ontario, meneriakkan ancaman pembunuhan dan meneriakkan kalimat melecehkan yang tidak senonoh kepada Trudeau.

Banyak dari demonstran tersebut yang merujuk pada desakan pemerintah agar orang-orang divaksinasi terhadap COVID-19.

Tim sukses Trudeau mengambil keputusan yang tidak biasa untuk membatalkan kampanye malam yang direncanakan di dekat Bolton pada Jumat (27/8) dengan mengatakan protes itu dapat membahayakan keselamatan publik.

Pengumuman Trudeau pada Minggu (29/8) tentang kebijakan untuk memerangi perubahan iklim sebagian tenggelam karena kalah oleh suara dari kerumunan demonstran di Cambridge.

Trudeau, 49 tahun, adalah putra mantan Perdana Menteri Pierre Trudeau dari Partai Liberal.

Pierre Trudeau pada awal 1980-an sangat tidak populer di Kanada Barat karena kebijakan yang ditentang oleh industri energi, beberapa pemerintah provinsi, dan banyak warga Kanada Barat.

"Saya belum pernah melihat intensitas kemarahan seperti ini saat kampanye atau di Kanada, tidak ketika saya masih kecil, bahkan dengan ayah saya mengunjungi Kanada Barat, di mana kami telah melihat kemarahan. Tentu saja tidak (pernah melihat yang seperti ini) dalam 12 tahun terakhir saya sebagai politisi," ujar Trudeau kepada wartawan, Jumat.

Desakan Trudeau bahwa semua orang Kanada harus mendapatkan suntikan vaksin COVID-19 telah menimbulkan kemarahan yang sama di antara kelompok-kelompok sayap kanan, seperti halnya di Amerika Serikat.

"Saya tidak akan mundur untuk menyampaikan pesan yang diketahui warga Kanada sebagai jalan yang benar menuju ke depan," kata Trudeau pada Minggu. Ia telah menjabat sebagai perdana menteri Kanada sejak 2015.

Kelompok Konservatif mencela gambar-gambar dan perilaku pada saat kampanye akhir pekan itu sebagai tindakan menjijikkan dan menuntut mereka berhenti.

Konon, beberapa orang dalam aksi protes di Bolton mengenakan kemeja yang mengidentifikasi diri mereka bekerja untuk seorang legislator Konservatif.

Dan Robertson, kepala tim strategi untuk pemimpin Konservatif Erin O'Toole, menilai bahwa kaum Liberal mungkin mencari keuntungan dari aksi protes tersebut.

"Tidak terlalu sulit untuk mengatur ulang tur (kampanye) untuk menghindari demonstran (dan) konfrontasi jika Anda memang mau," kata Robertson dalam cuitannya di Twitter pada Senin.

Partai Liberal Kanada memegang pemerintahan dengan suara minoritas sehingga masih bergantung pada partai-partai oposisi untuk dapat meloloskan undang-undang.

Sumber: Reuters

Baca juga: Awal September, pelancong yang divaksinasi penuh bisa ke Kanada
Baca juga: Justin Trudeau menangi Pemilu Kanada, Obama ucapkan selamat
Baca juga: Teror London - Kanada bersatu bersama London

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2021