Manado (ANTARA News) - Masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) menyatakan gembira harga cengkih mengalami kenaikan hingga 10 persen menjadi Rp55.000 per kilogram dibanding posisi bulan lalu hanya Rp50.000.
"Kenaikan harga cengkih sangat membantu bagi mereka yang masih menahan stok cengkih karena akan membantu memenuhi belanja kebutuhan Natal dan Tahun Baru," kata Hukum Tua Desa Rumengkor, Martinus Mamuaja, salah satu desa sentra cengkih di Kabupaten Minahasa, Kamis.
Martinus mengatakan, harga ,kebutuhan pokok masyarakat secara perlahan mulai terlihat bergerak naik dengan semakin dekatnya Natal 25 Desember 2010.
"Kenaikan harga cengkih membantu masyarakat memenuhi kebutuhan belanja rumah tangga menjelang Natal," kata Martinus.
Pedagang cengkih di Pasar Karombasan Manado, Gustav Karinda mengatakan, kenaikan harga cengkih terutama disebabkan pasokan cengkih oleh petani kepada pedagang jauh berkurang.
"Para petani cengkih yakin harga bakal naik, sehingga sebagian besar diantaranya masih menahan stok sambil mengamati perkembangan di pasaran bila sudah dirasa cocok baru melepas stok dimiliki itu," kata Gustav.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulut, Janny Rembet, mengatakan, harga cengkih bakal terus bergerak positif bila dilihat dari sisi suplai dan demand.
"Permintaan cengkih oleh pabrik rokok dan eksportir sangat besar, tidak seimbang dengan stok yang tersimpan di tangan petani, makanya kemungkinan harga akan terus bergerak naik," kata Janny.
Petani di Sulut pada 2010 baru saja selesai melaksanakan panen raya cengkih dengan perkiraan produksi diperoleh mencapai 15 ribu ton.
"Capaian produksi 15 ribu ton tersebut tercapai setelah tiga tahun tanaman cengkih tidak berbuah maksimal, ini menjadi salah satu indikator sehingga harga cengkih berpotensi naik," kata Janny. (G004/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010