Yogyakarta (ANTARA News) - Ratusan orang yang tergabung dalam Kawula Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar aksi budaya mendukung keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Kamis.

Dalam aksi budaya tersebut, mereka juga mendukung keberadaan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Paku Alam sebagai pemimpin rakyat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Aksi budaya itu digelar dengan pembacaan orasi dalam bahasa Jawa dan seluruh peserta aksi mengenakan pakaian adat jawa. Mereka juga membawa beberapa poster yang bertuliskan dukungan terhadap keistimewaan DIY, Sultan, dan Paku Alam.

Koordinator Kawula Ngayogyakarto Hadiningrat, Sigit Sugito, mengatakan bahwa masyarakat DIY sangat menghormati keberadaan Sri Sultan Hamengku Buwono X dan para pendahulunya sebagai raja yang bisa menjalankan pemerintahan secara demokratis, bukan monarki.

"DIY sudah lama menerapkan demokrasi asli yang benar-benar berasal dari rakyat yang tidak dipengaruhi kepentingan politik mana pun. Hal itu yang seharusnya dilihat bukan karena DIY lahir dari suatu kerajaan lantas segala sesuatunya dicap monarki," katanya.

Sementara itu, puluhan orang yang tergabung dalam Kawula Praja Ngayogyakarta menggelar unjuk rasa di sekitar rumah Wakil Presiden (Wapres) Boediono di Sawitsari, Condongcatur, Depok, Sleman, DIY.

Sesepuh Kawula Praja Ngayogyakarta, Ariesman Herususeno, mengatakan bahwa Wapres Boediono diharapkan tidak hanya diam melihat kondisi DIY yang seolah dipermainkan oleh pemerintah pusat tersebut.

"Boediono sebagai warga Yogyakarta seharusnya memberikan penjelasan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang sejarah Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Provinsi DIY, dan bangsa Indonesia," katanya.

Aksi yang mendapat pengamanan cukup ketat dari aparat kepolisian itu berlangsung tertib.
(ANT/P003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010