Jakarta (ANTARA) - Petenis asal Inggris Johanna Konta pada Minggu mengaku masih ragu untuk melakukan vaksinasi COVID-19 meski harus mundur dari Olimpiade Tokyo.

Konta, yang memenangi gelar lapangan rumput Nottingham pada Juni lalu, terpaksa mundur dari Wimbledon, sehari sebelum Grand Slam itu dimulai ketika seorang anggota timnya dinyatakan positif COVID-19.

Wanita berusia 30 tahun itu kemudian dites positif selama isolasi mandiri, dan ia mengatakan COVID-19 telah memengaruhinya secara fisik maupun mental.

"Itu merupakan kombinasi dari perasaan sakit sehingga saya tidur atau hanya ada selama beberapa hari," ujar Konta menjelang US Open, seperti dikutip dari Reuters, Senin.

"Ada saat di mana saya harus mengatasi perasaan ketidakadilan saya, seperti semacam perasaan 'Kenapa sekarang?' Saya butuh sedikit ruang dan mengobati luka," tambahnya.

Baca juga: Jelang Australian Open, pemain masuk gelembung ketimbang karantina
Baca juga: Aryna Sabalenka singkirkan Osaka untuk naik ke peringkat kedua WTA

Meski pernah mengidap COVID-19, Konta mengaku masih belum yakin untuk melakukan vaksinasi.

"Saya tidak tahu, saya tidak terlalu yakin," ujar Konta.

Petenis Inggris itu juga mengaku tidak ingin terbuai dengan argumen tentang vaksinasi COVID-19 yang diwajibkan untuk beberapa turnamen tertentu.

Sebelumnya, rekan satu negara Konta, Andy Murray, mengatakan para petenis yang berkeliling dunia memiliki tanggung jawab untuk mendapatkan vaksinasi.

"Saya tidak ingin membicarakannya karena saya tidak akan bisa menyampaikan maksud saya tanpa alasan untuk berdebat."

Konta kembali beraksi di Cincinnati pada awal bulan ini, namun ia kalah pada putaran pertama turnamen pemanasan US Open itu saat melawan Kristina Mladenovic.

Baca juga: Andy Murray desak sesama petenis untuk vaksinasi COVID-19
Baca juga: Barty taklukkan Teichmann untuk juarai Cincinnati Masters

Baca juga: Menangi Cincinnati, Zverev geser Rafael Nadal dalam peringkat ATP

Pewarta: Gheovano Alfiqi/Fitri Supratiwi
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2021