Dengan demikian, kami yakin pengurangan injeksi likuditas pada tahun depan tidak akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kreditJakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan kenaikan suku bunga acuan atau BI 7days reverse repo rate kemungkinan baru akan terjadi pada akhir tahun 2022.
"Untuk kebijakan moneter tahun depan tentu saja kami perlu mengkalibrasi kembali, di samping terus melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah," ujar Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin.
Selain itu ia menyebutkan akan terdapat pengurangan likuiditas yang sudah sangat longgar pada tahun depan, tetapi hal tersebut tidak akan berdampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit.
Baca juga: Rupiah awal pekan menguat pasca sinyal tapering tahun ini
Menurut Perry Warjiyo, longgarnya likuiditas di tersebut menyebabkan rasio Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) perbankan saat ini mencapai 34 persen.
"Dengan demikian, kami yakin pengurangan injeksi likuditas pada tahun depan tidak akan mengurangi pertumbuhan ekonomi dan penyaluran kredit," ujarnya.
Kendati demikian, Perry Warjiyo memastikan kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, dan inklusi keuangan pada tahun 2022 akan tetap diarahkan untuk pertumbuhan ekonomi.
Baca juga: Bank Indonesia kembali pertahankan suku bunga acuan 3,5 persen
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021