Berbicara di KTT pertama Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) dalam 11 tahun di Kazakhstan, Hillary mengatakan para peserta harus menyetujui satu kerangka kerja ke depan bagi aksi " untuk melaksanakan prinsip dasar kelompok yaitu mencegah konflik.
"Krisis-krisis regional dan ancaman bahaya lintas nasional terhadap rakyat kita. Demokrasi berada dalam tekanan dan konflik yang berlarut-larut tetap merupakan bahaya yang tidak terselesaikan," katanya.
"OSCE dibentuk dengan tujuan menangani tantangan-tantangan multi dimensi seperti ini. Tetapi itu dapat efektif hanya jika negara-negara anggota mendukung institusi-institusi dan missi-misinya dengan kemauan politik."
Ia mengatakan OSCE "harus memainkan peran lebih besar "di Afghanistan, dan menyatakan negara-negara kelompok itu memiliki 2.000 km perbatasan dengan negara itu.
OSCE juga diharapkan memainkan peran penuh untuk mencegah konflik-konflik baru dan mengusahakan penyelesaian damai menyangkut wilayah-wilayah yang memisahkan diri di bekas negara Sovyet Georgia dan Moldova serta sengketa Nagorno-Karabakh antara Armenia dan Azerbaijan, katanya.
"Tidak ada organisasi regional lain yang dapat menangani konflik yang berlarut-larut di wilayah OSCE," katanya.
OSCE berkembang dari organisasi kerja sama menjadi satu forum dialog antara Timur dan Barat pada puncak Perang Dingin.
Tujuannya untuk mencegah konflik melalui dialog dan membantu negara-negara pulih dari konflik-konflik, kendatipun tujuan-tujuan tersebut kadang-kadang gagal akibat sengketa-sengketa antara anggota-anggota dan prinsip kerjanya tentang konsensus.
Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengulangi komentar Hillary itu, mengemukakan pada KTT tersebut OSCE perlu di modernisasi. "Organisasi itu memang telah mulai kehilangan kekuatannya.Kita perlu menyatakan ini secara jelas," katanya.
Belum jelas dokumen-dokumen akhir 56 negara anggota akan disetujui pada KTT itu dan Sekjen OSCE Marc Perrin de Brichambaut mendesak satu pernyataan akhir yang kuat.
"Prinsip-prinsip dasar tertentu OSCE telah diabaikan. Kurang kepercayaan antara negara anggota-anggota membatasi kemampuan organisasi itu untuk menanggapi krisis-krisis dan ancaman-ancaman baru," katanya kepada para peserta KTT itu. (RN/K004)
Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010