Banjarmasin (ANTARA News) - Ratusan muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar aksi keprihatinan terhadap peningkatan kasus HIV/AIDS di daerah ini khususnya dan di Indonesia umumnya.
Aksi yang yang digelar di perempatan jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin, Rabu, menandai peringatan hari AIDS sedunia tersebut mendapat perhatian masyarakat yang melintas di kawsan itu.
Seorang juru bicara aksi demo, Ipah mengatakan, masih tingginya kasus AIDS di Indonesia salah satunya akibat perubahan kultur budaya dan pergaulan bebas remaja saat ini.
Menurut dia, free sex, gay, lesbi, biseks dan transgender yang selama ini menjadi pintu utama penyebaran penyakit mematikan tersebut.
Ratusan muslimah tersebut mengajak remaja memperkuat barisan menyelamatkan generasi dan masa depan negeri ini dengan menjaga pribadi dan tidak terpengaruh dengan modernisasi yang mengarah pada pergaulan bebas.
Kepala Dinas Kesehatan Kalsel Rosihan Adhani mengatakan, kasus penyebaran HIV/AIDS bagaikan fenomena gunung es, yang berarti data yang ditemukan saat ini jumlahnya bisa jauh lebih banyak bahkan hingga berkali-kali lipat.
Menurut dia, selama 2010 hingga September jumlah penderita HIV di daerah ini mencapai 138 orang, naik dibanding Juni 2010 sebanyak 119 orang.
Sedangkan untuk AIDS, kata Rosihan, tercatat sebanyak 63 orang dan 20 orang di antaranya meninggal dunia.
Diprediksi, jumlah penderita HIV/AIDS di Kalsel yang belum terdata masih cukup besar.
"Ibarat gunung es jumlah penderita AIDS Kalsel diperkirakan mencapai 3.248 kasus," katanya.
Untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit itu, kata dia, beberapa rumah sakit di Kota dan Kabupaten Kalsel sudah menjadi pusat rujukan bagi penderita guna mendapat pelayanan dan perawatan.
Para penderita, kata dia, yang sebagian besar adalah wanita. Selain diberi obat ARV secara gratis, juga mendapat penyuluhan tentang bahaya dan penyebaran penyakit tersebut.
"Kita telah mencoba menjalin kerja sama dengan kelompok-kelompok PSK dan kelompok yang rentan penularan HIV/AIDS, untuk mensosialisasi tentang cara penularan dan bahaya penyakit tersebut," katanya.
Sebelumnya Rosihan menyebutkan, daerah pertambangan terbanyak penderita HIV/AIDS, antara lain Tanah Bumbu sebanyak 52 orang atau naik dibanding Juni 2010 sebanyak 44 orang.
Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi dibanding 12 kabupaten dan kota lainnya, bahkan jauh lebih tinggi dibanding Kota Banjarmasin 23 orang.(*)
(T.U004/S019)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010