Jakarta (ANTARA News) - Rupiah di pasar uang spot antarbank Jakarta, Rabu siang, melemah terhadap dolar AS karena kekhawatiran kriris eropa dan panasnya politik di Korea.
Rupiah ditransaksikan pada 9.028/9.038 per dolar AS, melemah 16 poin dibanding posisi penutupan hari sebelumnya 9.012/9.022.
Direktur Utama Finan Corpindo Nusa Edwin Sinaga mengatakan, posisi rupiah dinilai masih cukup baik, meski saat ini masih terjadi koreksi.
Koreksi terhadap rupiah itu terutama disebabkan pasar eksternal yang terus sejak tiga hari lalu, katanya.
Peluang rupiah untuk naik memang masih kecil karena belum ada faktor positif yang mendukungnya terutama dari eksternal, katanya.
Situasi eksternal yang negatif membuat rupiah terpuruk hingga jauh di atas angka Rp9.000 per dolar, ucapnya.
Menurut dia, rupiah meski terpuruk masih berada dalam kisaran 9.000 sampai 9.100 per dolar.
Apabila pergerakan melebar hingga di atas angka 9.300 per dolar, kemungkinan Bank Indonesia (BI) akan melakukan intervensi pasar.
BI saat ini hanya memantau pergerakan rupiah yang terus tertekan pasar, akibat gejolak global yang makin negatif, katanya.
Sebelumnya Menko Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2011 akan tumbuh lebih besar dibandingkan pada 2010.
Ekonomi Indonesia akan tumbuh rata-rata di atas enam persen yang mendorong pelaku asing makin aktif menginvestasikan dananya di pasar domestik, katanya.
Karena itu, lanjut Edwin Sinaga, peluang rupiah untuk kembali menguat masih akan terjadi karena pelaku asing diharapkan masih akan melakukan investasi di pasar domestik.
Meski saat ini pelaku asing lebih cenderung membeli dolar ketimbang rupiah, namun hal ini tidak akan berlangsung lama, katanya.
(H-CS/A023/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010