Jakarta (ANTARA) - Komite Paralimpiade Internasional (IPC) mengatakan bahwa kesejahteraan dan kesehatan mental dari dua atlet Afghanistan, yang baru tiba di Tokyo, adalah prioritas utama, dan keduanya tidak akan berbicara kepada media selama Paralimpiade.
Zakai Khudadadi dan Hossain Rasouli tiba di Tokyo, Sabtu, untuk bertanding di Paralimpiade 2020 setelah Khudadadi membuat video permohonan bantuan untuk meninggalkan Kabul setelah Taliban berkuasa.
Kedua atlet itu bertemu dengan Presiden IPC Andrew Parsons dan pejabat lainnya setibanya di kampung atlet, menurut kepala komunikasi IPC, Craig Spence.
"Pertemuan tersebut sangat emosional, ada banyak air mata dari semua orang di ruangan. Itu luar biasa, itu benar-benar pertemuan yang luar biasa," kata Spence, Minggu, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Atlet Afghanistan tiba di Tokyo, siap bertanding di Paralimpiade
Khudadadi dan Rasouli telah menyatakan keinginannya untuk tidak berbicara kepada media, dan keputusan tersebut akan dihormati.
"Ini tentang para atlet yang memenuhi impian mereka untuk bisa menghadiri Paralimpiade," kata Spence.
"Dan karena kehidupan manusia adalah hal yang paling penting, dan kesejahteraan serta kesehatan mental para atlet adalah prioritas utama kami, para atlet tidak akan melakukan apa pun selama Olimpiade ini."
Khudadadi, seorang atlet taekwondo, dan atlet lari Rasouli dievakuasi dari ibukota Afghanistan pekan lalu dan mendarat di Tokyo dengan penerbangan dari Paris.
Kedua atlet tersebut dijadwalkan tiba di Tokyo pada 17 Agustus, tetapi tidak dapat meninggalkan Afghanistan setelah ribuan orang bergegas ke bandara Kabul dalam upaya untuk melarikan diri dari negara itu.
Baca juga: Prancis: Situasi bandara Kabul tantangan terberat evakuasi
Para pejabat Paralimpiade awalnya mengatakan para atlet Afghanistan tidak akan dapat menghadiri Paralimpiade, yang dimulai pada 24 Agustus, dan berjanji untuk membantu mereka berpartisipasi dalam Paralimpiade selanjutnya pada 2024 di Paris.
Secara terpisah, Asosiasi Taekwondo Dunia memuji upaya IPC dan pihak lain yang terlibat untuk memastikan kedua atlet dapat ambil bagian dalam Paralimpiade.
"Tekad Zakia dan Hossain untuk mengatasi kesulitan adalah inspirasi bagi kita semua," kata Presiden Asosiasi Taekwondo Dunia, Chungwon Choue.
Baca juga: Klasemen medali Paralimpiade: China memimpin, Indonesia urutan ke-35
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021