Direktur Currency Management Group, Farial Anwar, di Jakarta, Rabu mengatakan, rupiah sudah diduga akan kembali melemah, karena faktor eksternal kembali merosot.
Bervariasi data ekonomi AS merupakan faktor utama yang memberikan kekhawatiran ekonomi global makin sulit untuk tumbuh, kata Farial Anwar .
Menurut dia, krisis utang di kawasan Eropa yang terus terjadi di berbagai negara juga memberikan dampak yang paling negatif terhadap ekonomi global.
"Kami memperkirakan rupiah masih akan kembali melemah, karena faktor eksternal terus menekan pasar uang terutama terhadap rupiah," katanya.
Ia mengatakan, menguatnya dolar AS yang berlangsung sejak tiga hari lalu juga menekan pasar uang domestik sehingga rupiah terus berada di atas level Rp9.000 per dolar.
Rupiah makin sulit untuk bergerak naik, karena pelaku asing juga lebih cenderung memegang dolar, katanya.
Dolar AS terhadap euro menguat menjadi 1.2985 dari sebelumnya 1.3121 namun terhadap yen turun menjadi 84,63 dari 84,25.
Ekonomi global yang makin sulit tumbuh, lanjut dia juga terlihat dengan makin tingginya tingkat pengangguran di Amerika Serikat yang mencapai 9,6 persen.
Tingginya tingkat pengangguran di AS menimbulkan kepercayaan sulit didapat, ucapnya.
(T.H-CS/A011/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010