Washington (ANTARA News) - Gedung Putih Selasa mengatakan bahwa China memiliki "tanggungjawab" untuk mendesak Korea Utara dan mengharapkan perkembangan diplomasi internasional bertujuan meredakan meningkatnya ketegangan dalam beberapa hari mendatang.
"Saya pikir China mempunyai tugas dan tanggungjawab untuk melakukan desakan besar terhadap Korea Utara bahwa perilaku berperang mereka harus berakhir," kata juru bicara Gedung Putih Robert Gibbs kepada wartawan.
"Dan saya rasa anda semua ingin menyaksikan kemajuan mengenai pembahasan-pembahasan multilateral seputar masalah ini dalam beberapa hari mendatang," kata Gibbs.
Gibbs tidak menjelaskan lebih lanjut, namun para diplomat mengatakan bahwa para utusan Korea Selatan dan Jepang tampaknya akan pergi ke Washington pada pekan depan untuk membahas dengan Amerika Serikat mengenai ketegangan Korea Utara itu.
China pada Ahad mengusulkan sidang darurat perundingan enam negara soal Korea Utara. Namun AS dan Jepang menolak gagasan itu, dan mengatakan bahwa perundingan-perundingan tak berguna tanpa adanya isyarat kemajuan dari Pyongyang.
Korea Utara pada Selasa membanggakan bahwa pihaknya telah menjalankan ribuan sentrifugal nuklir, sepekan setelah membunuh empat orang dalam penembakan pertamanya terhadap satu daerah sipil di
Selatan sejak Perang Korea 1950-53.
"Kami tetap berkomitmen untuk menjaga keamanan umum sekutu kami di Republik Korea, "kata Gibbs, merujuk pada Korea Selatan dengan nama resmi.
China adalah pendukung diplomatik dan ekonomi utama Korea Utara yang miskin, yang telah menantang dunia dengan dua tes senjata nuklir sejak 2006.
Tapi kabel sensitif US yang disiarkan Senin oleh situs WikiLeaks mengatakan bahwa China sendiri meragukan pengaruhnya terhadap Pyongyang dan tampaknya makin cenderung menerima Korea Utara diserap oleh demokratis Korea Selatan. (*)
AFP/H-AK/S008
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010