Jakarta (ANTARA News) - Anggota DPR Komisi I Teguh Juwarno mengusulkan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri menjadi utusan khusus untuk menengahi perseteruan di Semenanjung Korea sebagai inisiatif Indonesia dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Teguh Juwarno dalam dikusi di Jakarta, Selasa mengatakan, usulan tersebut sebagai langkah aktif Indonesia seiring dengan macetnya perundingan enam negara dan tidak berfungsinya Dewan Keamanan dalam menyelesaikan ketegangan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Ia menilai, Megawati merupakan sosok yang tepat, karena memiliki tingkat penerimaan yang tinggi dari berbagai negara yang terlibat baik Korea Utara, Korea Selatan, Jepang, China dan AS.
Selain itu, ia menambahkan, Megawati memiliki kedekatan personal, kultural dan sejarah dengan Korea Utara terkait dengan hubungan baik yang dijalin Presiden Soekarno dengan pemimpin Korea Utara waktu itu Kim Ill Sung.
Bahkan jalinan hubungan baik mantan Presiden Soekarno dengan Kim Ill Sung dikenal dengan diplomasi bunga anggrek hingga kini dirayakan di Korea Utara dengan festival bunga anggrek.
"Persoalannya hanyalah pada elit politik saat ini, Presiden seharusnya memberikan tempat bagi mantan-mantan pemimpin untuk dapat berperan. Ibu Mega sebagai utusan khusus bisa menjadi salah satu contoh yang baik," katanya.
Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia Hariyadi Wirawan mendukung usulan tersebut. Menurut dia, Megawati dapat menjadi utusan khusus Indonesia karena hubungan personal yang kuat dengan Korea Utara.
"Korea Utara negara yang sulit diduga dan hubungan personal mengambil peran, dan Megawati bisa memainkan peran itu," katanya.
Ia juga menjelaskan saat ini, perundingan enam negara sangat sulit untuk dapat memecahkan persoalan karena masing-masing negara memilki kepentingan yang berbeda.
"AS dan China kita ketahui terus berseteru saat ini, dan masing-masing pihak punya kepentingan, sehingga sulit untuk dapat terwujud perundingan enam pihak," katanya.
Anggota DPR Komisi I Helmy Fauzi mengatakan, Megawati memiliki hubungan yang baik dengan Korea Utara. "Megawati beberapa kali diundang baik ketika masih menjabat sebagai presiden maupun sesudahnya," kata politikus PDIP tersebut.
Angota DPR Fraksi Golkar Tantowy Yahya juga sepakat bila Megawati diusulkan untuk menjadi utusan khusus Indonesia. "Kita ketahui selama ini, perlunya untuk memberikan peran yang penting bagi mantan-mantan pemimpin. Kita lihat seperti Henry Kissinger, Bill Clinton di AS juga diberi peran penting, dan ini vital bagi diplomasi kita," katanya.(*)
(T.M041/I007)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010