Jakarta (ANTARA News) - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) yang diumumkan di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa sebanyak 84,7 persen publik Indonesia menyatakan rasa bahagia, sedangkan yang mengatakan kurang bahagia dan tidak bahagia hanya 12,2 persendan dan 3,1 persen publik tidak menjawab.
Peneliti senior LSI-Group Sunarto Tjiptohardjono mengatakan hal itu di Jakarta, Selasa, dalam keterangan pers bertajuk hasil survei nasional LSI tentang Tingkat Kebahagiaan Publik Indonesia. (Seberapa Berbahagia Orang Indonesia dibandingkan dengan Penduduk Negara Lain).
Survei dilakukan pada awal Oktober 2010 dengan melibatkan 1000 responden di 33 provinsi, menggunakan metode "Multistage Random Sampling" dan wawancara secara tatap muka serta tingkat kesalahan sekitar 4 persen.
Menurut Sunarto, ada dua metode untuk mengukur tingkat kebahagiaan, yaitu pertama motode "objektif" yaitu mengumpulkan data mengenai kualitas kehidupan penduduk suatu negara, misalnya prosentase penduduk yang mempunyai asuransi kesehatan, pernah sakit, rekresi, kualitas lingkungan dan air bersih.
Kedua, metode "subjektif", yang dilakukan dengan jalan meminta publik untuk menilai kehidupannya sendiri, apakah mereka mempersepsikan kehidupan mereka bahagia atau tidak. "Dari dua metode tersebut, survei ini menggunakan metode Subjektif," katanya.
Direktur Lingkaran Survei Kebijakan Publik (LSKP)-LSI Group itu menegaskan, tingkat kebahagiaan publik Indonesia tersebut masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara lain. Indonesia menempati urutan ke-32 dari 57 negara yang pernah disurvei oleh World Value Survey (WVS) pada 2007.
Negara yang penduduknya merasa bahagia, antara lain urutan 1. Selandia Baru, 2. Kanada, 3. Norwegia, 4.Swedia, 5. Malaysia, 6.Swiss, 7. Belanda, 8. Inggris, 9. Amerika Serikat dan 10. Andora.
Hasil survei tersebut memperlihatkan, bahwa setidaknya ada sejumlah faktor penting yang menjelaskan penyebab seseorang merasa bahagia, yaitu faktor kualitas kesehatan, faktor keamanan dan faktor uang.
"Orang yang merasa sehat dan tidak mengalami gangguan kesehatan, semakin merasa bahagia. Orang yang merasa bahwa lingkungannya aman, akan merasa lebih bahagia dan orang yang merasa bahwa cukup punya uang akan merasa bahagia," kata Sunarto.
Dia menambahkan, salah satu temuan yang menarik dalam survei ini adalah orang yang merasa taat beribadah relatif mempunyai tingkat kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang kurang taat beribadah.
Pada kesempatan itu, Ketua Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya Suprana menyerahkan tiga rekor kepada LSI-Group, yaitu pertama, rekor hasil selisih terkecil (0,00 persen) antara quick qount LSI dengan hasil perhitungan KPUD pada Pilkada Kabupaten Sumbawa, NTB, November 2010.
Kedua, rekor terhadap LSI atas iklan survei prediksi akurat untuk Pemilu Legeslatif 2009 dan ketiga, rekor kepada LSI atas iklan survei prediksi akurat untuk Pemilihan Presiden 2009.(*)
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010