Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya untuk membuka jaringan dan menjalin kerja sama dengan dunia usaha dan industri bagi pengembangan para lulusan kampus tersebut.
"Saya mendorong UNU Surabaya untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, menjalin kerja sama dan bersinergi dengan dunia usaha dan dunia industri," kata Wapres Ma’ruf di acara Studium Generale Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surabaya melalui konferensi video dari kediaman resmi wapres di Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Wapres: Pandemi COVID-19 harus dilihat sebagai peluang
Kerja sama dengan berbagai pihak terkait industri tersebut akan melahirkan generasi muda UNU Surabaya yang profesional dalam bidang ilmu pengetahuan serta memiliki jiwa kewirausahaan.
"Ini untuk melahirkan generasi UNU Surabaya yang unggul dan profesional dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) serta riset dan inovasi (RIN), berjiwa wirausaha dan berjati diri Islami," jelas Wapres.
Penguasaan Iptek dan RIN tersebut, lanjut Wapres, merupakan kunci untuk mewujudkan kemakmuran bagi masyarakat, selaras dengan perintah Al Quran.
"Dengan demikian persoalan IPTEK dan RIN adalah merupakan persoalan agama sesuai syariat untuk memakmurkan bumi," tukasnya.
Selain itu, Wapres juga mendorong UNU Surabaya lebih banyak melakukan riset dan inovasi di bidang kesehatan dalam rangka penanganan pandemi COVID-19.
Pemerintah terus mendorong seluruh perguruan tinggi dan universitas, baik negeri maupun swasta, untuk mengembangkan vaksin dan obat-obatan COVID-19 dalam negeri.
Hal itu bertujuan agar Pemerintah tidak selamanya bergantung pada impor vaksin COVID-19 seperti yang saat ini dilakukan guna menekan penularan kasus aktif di Indonesia.
"Pemerintah menargetkan di masa mendatang mampu memproduksi vaksin COVID-19 maupun obat-obatan lainnya untuk kemandirian bangsa di bidang kesehatan masyarakat," ujar Wapres.
Baca juga: Wapres: Pemerintah tidak hanya mengandalkan vaksin impor
Baca juga: Ma'ruf Amin: Krisis pandemi momentum transformasi besar
Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2021