Jakarta (ANTARA News) - Dua lagi ilmuwan Lembaga Penerbangan danAntariksa Nasional (LAPAN) dikukuhkan menjadi profesor riset sehinggalembaga ini sudah menelorkan 13 profesor riset dari lebih 300 profesorriset di seluruh Indonesia.

Pengukuhan Dr -Ing SoewartoHardhienata dan Dr Sarmoko Saroso MSc sebagai profesor riset digelar diGedung LAPAN Jalan Pemuda Persil No 1 Jakarta, Selasa, yang jugadisaksikan oleh Kepala LAPAN Dr Adi Sadewo Salatun Msc.

Dalam orasi pengukuhannya berjudul "Ionosfer untuk Komunikasi Radio,Navigasi, dan Informasi Mitigasi Gempa", Dr Sarmoko Saroso Mscmengemukakan pentingnya penelitian ionosfer untuk mendukung komunikasi,navigasi, dan informasi mitigasi gempa.

Hasil prediksi komunikasi radio yang berisi informasi tentang rentangfrekuensi, dapat digunakan untuk komunikasi radio antara dua tempatyang tetap, setiap jam pada bulan tertentu, dan sudah dapat diaksessecara online.

Penelitian mengenai kondisi ionosfer juga dapat digunakan untukmengetahui tingkat keakuratan navigasi, global positioning system(GPS).

Akurasi dari faktor koreksi posisi tergantung pada faktor lokaldiantaranya kondisi ionosfer, sehingga untuk meningkatkan akurasi yangtelah dicapai dari sekitar lima meter menjadi 2 hingga 1 meter perlupenelitian lebih lanjut.

Penelitian tentang fenomena seismo-ionosfer juga terkait dengankejadian gempa berskala besar di Indonesia, dapat menentukan prekursorgempa pada 2-7 hari sebelum kejadian. Namun, karena masih tahap studiawal, maka perlu penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan hasil daninformasi yang lebih akurat.

Sementara Dr -Ing Soewarto Hardhienata menyampaikan orasi pengukuhanberjudul "Pengembangan Teknologi Satelit untuk Membangun KemandirianNasional Dalam Pemanfaatan Antariksa".

Menurut Soewarto, pemanfaatan antariksa nasional Indonesia untukkeperluan telekomunikasi, penginderaan jauh, peramalan cuaca, dannavigasi masih didominasi oleh satelit-satelit milik negara asing ataumilik Indonesia yang dibeli dari luar negeri.

Dalam upaya untuk membangun kemandirian nasional dalam pemanfaatanantariksa, saat ini sedang dikembangkan dua satelit kembar "Twinsat",yaitu satelit LAPAN-A2 dan LAPAN-ORARI dengan misi utama untuk mitigasibencana.

Sebagai tantangan ke depan perlu dikembangkan satelit misi penginderaanjauh berbasis radar dan satelit misi navigasi sehingga upaya untukmencapai kemandirian nasional alam pemanfaatan antariksa dapatterwujud, tulis Soewarto dalam makalah orasinya.

Dr Sarmoko Saroso MSc adalah pria kelahiran Solo, Jawa Tengah, 26 Mei 1949 dan pernah mengikuti program Master di jurusan Fisika ITB sebelum melanjutkan studinya ke Jepang di Departement of Geophysics Kyoto University pada 1986 dengan beasiswa dari OFP (Overseas Fellowship Program).

Pria yang memiliki jabatan fungsional Peneliti Utama - IV/e dan berkantor di LAPAN Bandung, Jabar ini meraih gelar doktor pada 1993.

Sementara Dr-Ing Soewarto Hardhienata lahir di Temanggung, Jateng, lulusan FMIPA Universitas Gadjah Mada Yogkarta 1982, Dokter Teknik Informatik, Universitas Erlangen Nuernberg Germany 1993, dan menyelesaikan pendidikan pelatihan pimpinan tingkat III, II, dan I.

(S026/B010)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010