London (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton menanyakan kesehatan mental Presiden Argentina Cristina Fernandez dengan meminta para diplomat AS menyelidiki apakah perempuan presiden itu sedang di bawah perawatan, demikian salah satu informasi rahasia AS yang dibocorkan WikiLeaks.
Koran Inggris, Guardian, yang menjadi salah satu media pertama yang dikirimi dokumen-dokumen rahasia milik Departemen Luar Negeri AS oleh laman peniup peluit WikiLeaks, mengutipkan memo-memo rahasia yang dikirimkan Clinton kepada Kedutaan Besar AS di Buenos Aires bulan Desember lalu.
Clinton mengajukan serangkaian pertanyaan kepada para diplomat AS mengenai "dinamika keperibadian" Fernandez Cristina dan mendiang suaminya, Nestor Kirchner, serta bertanya mengenai bagaimana pemimpin Argentina berusia 57 tahun itu menangani kegelisahan dan kecemasan dirinya.
"Dengan cara apa dia bia mengatasi stres? Bagaimana emosi Cristina Fernandez de Kircher mempengaruhi pembuatan keputusannya dan bagaimana dia menenangkan diri saat stres?" lapor The Guardian mengutip informasi diplomatik rahasia AS itu.
"Bagaimana stess mempengaruhi prilakunya terhadap para penasehat dan atau pembuatan kebijakannya? Langkah-langkah apa yang ditempuh Cristina Fernandez de Kirchner atau penasehatnya dalam membantunya menangani stres? Apakah dia tengah menjalani perawatan?"
Setelah menggantikan mendiang suaminya pada 207 untuk masa empat tahun ke depan, Cristina Fernandez menjadi terkenal karena ucapannya pedas dan politisi yang blak-blakan, yang seringkali membumbui pidatonya dengan kritik kerasnya kepada lawan-lawan politiknya, perusahaan swasta dan media massa.
Informasi diplomatik rahasia itu menunjukkan AS memandang pemerintahan Kirchner gampang tersinggung dan tidak menoleransi kritik, demikian the Guardian.
Clinton mengungkapkan bahwa pemerintah AS sangat menyayangkan pengungkapan informasi-informasi rahasia demi mencegah dibocorkan oleh pihak-pihak seperti WikiLeaks.
Presiden Venezuela Hugo Chavez mengkritik komentar Hillary Clinton kepada Cristina itu dalam satu pidato televis dan menyampaikan solidaritasnya untuk Presiden Argentina tersebut.
"Harus ada yang memeriksa kesehatan mental Nyonya Clinton... Dia merasa lebih superior dari Obama...Karena dia putih, dan dia merasa superior dibandingkan presiden kulit hitam," kata Chavez. (*)
Reuters/Adm/AR09
Penerjemah: Adam Rizallulhaq
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010