London (ANTARA News) - Masyarakat yang tergabung dalam Swadaya Indonesia Munchen mengelar acara malam kebudayaan "Indonesischer Kulturabend" (IKA) di gedung Anton Fingerle Bildungszentrum, Schlierseestr, Munchen, Jerman.
Tidak kurang dari 450 penonton mengadiri acara yang didukungan Konjen di Frankfurt dan KBRI Berlin serta Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Munchen, ujar Tiwi Nitschke dari Swadaya Indonesia Munchen kepada Koresponden Antara London, Selasa.
Penyelenggaraan "Indonesischer Kulturabend" tersebut sekaligus memperingati ulang tahun Swadaya Indonesia Munchen ke 10 diawali Tari Baris dari Bali oleh Lucia Hausler, dan diikuti sambutan Dr. Reinhard Bauer dari pemerintah kota Munchen dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng.
Dikatakannya acara yang bertujuan mengalang dana bagi proyek sosial Swadaya Indonesia Munchen (KIDs) guna membantu anak-anak kurang mampu dan memberikan beasiswa juga digelar bazar dengan aneka benda seni dan makanan khas Indonesia. Setiap tiket yang terjual, sebasar dua Euro disumbangkan untuk proyek "KIDs"
Dalam acara tersebut juga digelar peragaan busana aneka pakaian batik, garapan Elsa Wolfring dan Tiwi Nitschke dengan menampilkan busana sehari-hari, gaun malam serta busana tradisi Bavaria "Dirndl" untuk wanita dari bahan batik dan "Lederhose" untuk pria yang dipadu kemeja batik.
Hal ini merupakan perpaduan dua kebudayaan Indonesia dan Jerman, ujar Tiwi nya yang menyebutkan Batik yang dipamerankan merupakan koleksi Klaus Nitschke.
Selain itu juga ditampilkan musik Angklung Muenchen asuhan Siti Meinarsari yang membawakan lagu Bengawan Solo, Tidurlah Intan dan Halo-Halo Bandung.
Hiburan lainnya berupa penampilan Band Kontemporer dibawah pimpinan Agi Josandra dengan paduan alat musik tradisi Indonesia membawakan lagu Sigulempong, Ramdia, Cing Cangkeling, Indonesia Pusaka, Kebyar-Kebyar.
Dr. Reinhard Bauer dari pemerintah kota Munchen sangat mengagumi pagelaran dan terkesan dengan pakaian tradisi Bavaria dari kain Batik dan ingin mengajak Swadaya Indonesia Munchen untuk ikut serta pada "Historisches Oktoberfest" atau Oktober festival di tahun mendatang.
Oktoberfest merupakan pesta rakyat di Munchen untuk memperingati perkawinan Raja Ludwig I. dengan Ptri Therese von Sachsen-Hildburghausen, merupakan pesta rakyat terbesar di dunia.
Sementara itu para penonton mengakui sangat menikmati acara yang diadakan oleh Swadaya Indonesia Munchen, diantaranya Thorsten Zipelius yang menyebutkan malam yang sangat indah dengan keaneka ragaman seni budaya.
Sementara itu Werner Schragle menyampaikan bahwa ia merasa teresan dan menyebutkan Malam Budaya Indonesia yang amat indah.
"Kami sangat senang dengan tampilan acaranya dan kami berencana untuk melakukan perjalanan keliling Jawa April mendatang," ujarnya.
Para penonton juga menikmati tari tarian yang dibawakan anggota Swadaya Indonesia Munchen diantaranya Tari Yamko Rambe Yamko dari Papua yang dibawakan Dara Aliva, Jasmin Saptaningtyas, Farah Beisler, Anna Leicht dan Miranda Brehm.
Sementara Kipas dari Sulawesi dibawakan Siti Meinarsari, Marilyn Habel-Traub, Nani Gramich, Syska Kleber, Hana Utami Dini, Ria Duber, Elsa Wolfring, Erika Karnyoto, Husnul Aminah dan Tiwi Nitschke.
Tari Kembang Kemor dari Jakarta dan Tari Piring dari Sumatra ditarikan Yani Fauzan bersama Nani Gramich, Husnul Aminah , Siti Meinarsari , Hana Utami Dini, dan Tari Belibis (Bali) oleh Dyah Kerstin Ronawati, Yani Buchel dan Gabi. (ZG/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010