Pangkalpinang (ANTARA News) - Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung menempati urutan ketujuh kasus HIV/AIDS se-Indonesia, seiring melonjaknya perilaku hubungan seks bebas sebagian masyarakat.

"Pada 2010, Kota Pangkalpinang menempati urutan ketujuh untuk kasus HIV/AIDS se-Indonesia yaitu 40 kasus," kata Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Pangkalpinang, Syahru Siam di Pangkalpinang, Senin.

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Ia menjelaskan, berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota Pangkalpinang, dari Januari hingga Oktober 2010, ditemukan sebanyak 40 kasus penderita HIV/AIDS yang tersebar di lima kecamatan Kota Pangkalpinang.

"Penderita HIV/AIDS di Kecamatan Bukit Intan ditemukan sebanyak delapan kasus, dan empat penderita meninggal dunia, kecamatan Rangkui sebanyak sembilan kasus dan satu orang meninggal dunia," kata Syahru.

Sementara Kecamatan Taman Sari ditemukan ditemukan sebanyak dua kasus, Kecamatan Gerunggang sebanyak dua kasus, Kecamatan Pangkalbalam sebanyak 10 kasus dan empat orang meninggal dunia.

"Sebenarnya masih banyak kalangan yang belum terdata, terutama untuk kalangan wanita pekerja seks komersial (PSK) dan lainnya karena terkadang sulit dideteksi dan tidak mau memeriksakan diri ke rumah sakit," ujarnya.

Ia menjelaskan, tingginya kasus penderita HIV/AIDS disebabkan perilaku hubungan seks bebas di daerah tersebut oleh masyarakat, sementara penularan melewati jarum suntik hanya ditemukan sebanyak satu kasus selama 2010.

"Berdasarkan data yang kami himpun, penderita HIV/AIDS tertinggi banyak berasal dari kalangan pengunjung lokalisasi yang ada di Pangkalpinang, PSK, dan Ibu rumah tangga yang kemungkinan tertular dari pasangannya yang melakukan seks bebas," katanya.

Ia mengatakan, berdasarkan data tersebut penderita terbanyak merupakan orang yang sering berkunjung ke lokalisasi tersebut yaitu sebanyak 18 orang dari 40 kasus.

"Pada umumnya pelanggan ini berasal dari profesi buruh seperti kuli bangunan karena pada umumnya mereka berasal dari luar daerah, sehingga mereka mendatangi lokalisasi untuk memenuhi kebutuhan biologisnya," kata Syahru.

Selain itu, kata dia, Pangkalpinang merupakan jalur keluar masuk yang bebas dilewati pendatang baik melewati pelabuhan dan bandar udara akibat kurang diseleksi ketat sehingga memudahkan pendatang yang terinfeksi membawa penyakit tersebut ke daerah itu.

Ia mengatakan, KPA Kota Pangkalpinang berupaya melakukan pencegahan agar penyakit tersebut tidak menyebar di daerah tersebut.

"Kami melakukan sosialisasi kepada siswa, guru bimbingan konseling masyarakat, menempatkan gerai kondom, agar mereka mengetahui betapa berbahayanya penyakit tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mereka untuk mencegah diri agar tidak tertular," ujarnya. (ANT-040/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010