Terlambat hasilnya karena kita belum punya alat yang bisa mendeteksi varian baru, makanya kita beli saja sendiriPekanbaru (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Arifin Ahmad dr Nuzelly mengatakan, hingga saat ini pasien yang terinfeksi COVID-19 varian delta di Riau mencapai 28 orang, sedangkan sample yang dikirim ke pusat dalam jumlah banyak.
"Kita kirim samplenya banyak, terakhir yang keluar hasilnya 22 orang yang pada Juli 2021 dan masih banyak sample yang ditunggu. Kalau total yang positif varian delta mencapai 28 orang itu," kata Nuzelly di Pekanbaru, Jumat.
Baca juga: Varian delta masuk Aceh, wali kota minta warga tingkatkan kewaspadaan
Nuzelly mengatakan, pihaknya memang sedang mengajukan pembelian alat pendeteksi COVID-19 varian delta akan tetapi itupun masih menunggu alatnya datang.
"Iya sudah kita koordinasikan dengan Balitbang juga untuk pengajuan pembelian alat itu, namun masih menunggu," kata Nuzelly.
Baca juga: Kemenkes: Enam provinsi perlu lebih waspadai varian Delta
Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, alat pendeteksi COVID-19 varian delta, dibeli karena selama ini Pemprov Riau terlalu lama menunggu hasil pemeriksaan swab pasien yang terindikasi varian delta, dan bahkan hingga kini, ada beberapa sample yang sedang menunggu hasil dari pusat.
"Terlambat hasilnya karena kita belum punya alat yang bisa mendeteksi varian baru, makanya kita beli saja sendiri," kata Syamsuar.
Baca juga: Luhut: RI sulit capai "herd immunity" karena mutasi varian Delta
Syamsuar menjelaskan, laporan yang pertama ada 6 orang terdeteksi varian delta dari swab PCR bulan Mei 2021, sedangkan laporan yang baru ada 22 orang dengan hasil swab PCR bulan Juli 2021," katanya.
Pewarta: Frislidia
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021