Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia S. Budi Rochadi mengharapkan agar masyarakat tidak perlu khawatir dampak terjadinya pembalikan arus dana asing yang masuk ke Indonesia, karena BI dan Pemerintah telah menyiapkan sejumlah skenario untuk menghadapinya.
"Semakin deras arus dana masuk, memang bisa mengkhawatirkan, tetapi kita punya skenario-skenario untuk hadapi ini bukan saja BI tetapi juga Pemerintah," kata Budi di Jakarta, Senin.
Selain skenario-skenario yang disiapkan, Budi mengatakan pengalaman BI dan Pemerintah menghadapi krisis 1997-1998 dan 2008 diyakini akan membantu upaya untuk menghadapi kemungkinan terjadinya pembalikan modal asing.
Untuk mencegah pembalikan modal itu, BI menyarankan agar dana-dana asing yang masuk bisa ditempatkan pada instrumen-instrumen keuangan yang bisa mendukung sektor riil.
"Kalau dana itu masuk ke sektor riil, tentu mereka tidak akan segera keluar kalau ada gejolak," katanya.
Sementara itu, mengenai dampak konflik di Semenanjung Korea, Budi mengatakan dalam jangka pendek situasi memanas itu tidak akan berpengaruh ke perekonomian Indonesia dan justru mengurangi arus modal asing yang masuk ke Indonesia.
Namun, jika konflik terus memanas dalam jangka panjang maka jelas akan berpengaruh ke perekonomian domestik secara umum.
"Karena perekonomian kita banyak terpengaruh China, Jepang, dan AS. Meski begitu kita doakan tidak terjadi apa-apa," kata Budi.
Untuk saat ini, dampak konflik Korea terlihat dari penarikan dana asing sehingga nilai tukar rupiah sedikit melemah.
"Namun itu tidak berlangsung lama karena hanya akan pengaruhi kecepatan inflow ke Indonesia. Ini cukup bagus karena capital inflow berkurang. Sampai tahun depan capital inflows akan terus masuk," kata Budi.
(D012/A026)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010