Masyarakat Aceh Selatan selama ini hidup berdampingan dengan harimau. Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat
Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Selatan Tgk Amran menyesalkan dan prihatin tiga harimau sumatra (panthera tigris sumatrae) mati terkena jerat di kawasan hutan di Kecamatan Meukek.
"Kami sesalkan dan prihatin tiga harimau ditemukan mati. Kami minta penegak hukum mengusut tuntas matinya tiga harimau sumatra tersebut," kata Tgk Amran di Tapaktuan, Jumat.
Bupati mengatakan informasi yang diterimanya, jerat tersebut merupakan perangkat babi. Biasanya, yang memasang jerat babi adalah orang luar Aceh Selatan.
Baca juga: Tiga harimau sumatra ditemukan mati di Aceh Selatan
Sebab, kata Tgk Amran, masyarakat Aceh Selatan yang mencari nafkah di hutan tidak memasang jerat yang menyebabkan kematian satwa dilindungi seperti harimau.
Bupati menegaskan harimau sumatra dan satwa dilindungi lainnya merupakan kekayaan alam yang harus dilindungi, sehingga bisa diwariskan kepada generasi mendatang.
"Masyarakat Aceh Selatan selama ini hidup berdampingan dengan harimau. Pada saat konflik, saat saya di gunung, harimau menjadi petunjuk ketika tersesat," kata Tgk Amran.
Baca juga: Harimau sumatera mati di Riau akibat terjerat di leher
Sebelumnya, tiga harimau sumatra ditemukan mati terkena jerat di tua titik terpisah di kawasan hutan di Gampong (desa) Ie Buboh, Kecamatan Meukek, Kabupaten Aceh Selatan.
Tiga harimau tersebut, satu induk betina diperkirakan berusia 10 tahun dan dua anakan, jantan dan betina dengan usia diperkirakan 10 bulan. Anakan jantan ditemukan mati terjerat di lokasi terpisah.
Baca juga: Seekor harimau sumatera ditemukan mati di Aceh Selatan
Lokasi satwa dilindungi itu mati berada di kawasan hutan lindung yang berbatasan dengan areal penggunaan lain (APL). Indukan dan anak harimau betina ditemukan mati lima hari setelah ditemukan. Sedangkan anakan jantan mati tiga hari saat ditemukan.
Pewarta: M.Haris Setiady Agus
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021