Jakarta (ANTARA) - Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyetujui pagu anggaran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) 2022 sebesar Rp667,52 miliar yang tercantum dalam nota keuangan.

“Komisi X DPR mendorong Perpusnas untuk memaksimalkan isu terkini di bidang perpustakaan, antara lain isu perpustakaan sebagai co-working space, untuk menumbuhkan kewirausahaan. Perpustakaan sebagai marketplace ekosistem literasi yang mengagregasi penerbitan, penulisan, media massa, distribusi, publikasi, dan pembaca,” ujar Ketua Komisi X DPR, Syaiful Huda di Jakarta, Jumat.

DPR meminta Perpusnas menyiapkan sejumlah kegiatan pada RAPBN 2022 untuk mendukung layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran membaca, wahana belajar sepanjang hayat, tempat menghimpun khazanah intelektual budaya bangsa, dan memperbesar akses buku bacaan di daerah, terutama daerah 3T (terdepan, terpencil, tertinggal) yang dibutuhkan di saat kenormalan baru pascapandemi COVID-19.

Baca juga: Perpusnas luncurkan buku inovasi perpustakaan hadapi pandemi COVID-19

Baca juga: Perpusnas : Kesadaran sejarah dibangun dengan membaca

Perpusnas juga diminta memperhatikan isu perpustakaan sebagai inisiator digital publishing, repositori nasional rekaman peristiwa dalam lini masa, dan digitalisasi surat kabar dan berkala, pengarsipan web, serta digitalisasi berbagai dokumen dan bahan perpustakaan.

Syaiful Huda menyatakan komisinya mengapresiasi sejumlah capaian yang diraih Perpusnas pada 2020. Perpusnas memperoleh Nilai Kerja Anggaran sebesar 95,86 atau Sangat Baik atas Kinerja Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2020 dari Kementerian Keuangan. Selain itu, Perpusnas meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan atas Laporan Keuangan Tahun 2020

“Opini BPK tahun anggaran 2020 dengan opini Wajar Tanpa Pengecualian selama lima tahun berturut-turut dari tahun 2016 sampai 2020,” tambah dia.

Pada 2020, capaian realisasi Perpusnas mencatat hasil yang mengesankan, meski mengalami pemotongan anggaran dari pagu awal sebesar 30,9 persen. Capaian realisasi sebesar 96,62 persen, melampaui rata-rata kinerja nasional sebesar 95 persen. Pada 2020, pagu awal Perpusnas sebesar Rp658,99 miliar. Setelah mengalami pengurangan anggaran, pagu akhir Perpusnas menjadi Rp454,77 miliar.

Kepala Perpusnas, Muhammad Syarif Bando menegaskan literasi bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis. Dia menegaskan pada tingkatan tertinggi, literasi berdampak bagi bangsa dan negara jika mampu menciptakan barang dan jasa bermutu yang bisa bersaing di pasar global.

Baca juga: Perpusnas dorong daerah alokasikan anggaran untuk literasi

“Akhir dari percaturan global hanya satu, negara yang menjadi produsen, itulah pemenang, dan negara yang bergantung menjadi konsumen, akan kalah. Ini sudah mulai kelihatan, bagaimana negara kuat di Asia seperti Tiongkok meluncurkan kereta api tercepat di dunia pada Juli dan ini semua karena literasi,” kata Syarif.

Untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan daerah agar memperkuat budaya literasi, Perpusnas memberikan bantuan DAK Fisik Subbidang Perpustakaan Daerah untuk perpustakaan provinsi dan kabupaten/kota.

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021