Jakarta (ANTARA News) - PT Garuda Indonesia dinilai harus cepat menyelesaikan kasus gangguan sistem operasional maskapai penerbangan itu, agar citra dan reputasi perusahaan lebih cepat pulih.

"Kalau tidak segera dibenahi, reputasi Garuda lebih terancam," kata Staf Ahli Menteri BUMN Bidang Teknologi Informasi dan SDM, Wahyu Hidayat, di sela "Raker TI Kementerian BUMN dan BUMN 2010" di Jakarta, Senin.

Menurut Hidayat, masalah yang timbul akibat implementasi "Integrated Operational Control System" (IOCS) ini harus diungkap secara jelas, dan ditindaklanjuti dengan menuntaskan aplikasinya.

Seperti diketahui, pada pekan lalu jadwal penerbangan Garuda terganggu, yang mengakibatkan sejumlah penerbangan ditunda bahkan ada yang dibatalkan. Kementerian BUMN selaku kuasa pemegang saham meminta manajemen Garuda melakukan investigasi atas kasus tersebut.

Manajemen perusahaan penerbangan plat merah itu, diberi waktu hingga Jumat (26/11) untuk memberi laporan kepada Menteri BUMN.

Menurut Wahyu, dirinya tidak bisa menilai lebih lanjut hasil investigasi itu. "Ada Deputi BUMN yang membawahkan Garuda, biarkan mereka memberi penilaian. Saya sendiri tidak tahu isi laporan itu," ujar Wahyu.

Ia mengakui, Garuda merupakan maskapai yang selalu melakukan pengembangan IT dengan baik. Dalam operasional penerbangan setidaknya tiga hal pokok yang diterapkan, yaitu "Pre Flight" meliputi layanan sebelum terbang, mulai dari pemesanan tiket, jadwal keberangkatan, layanan di bandara, hingga chek in.

"In Flight", layanan selama dalam penerbangan, serta "Post Flight" layanan yang diberikan maskapai setelah penumpang turun di bandara tujuan, yang terkait dengan layanan pengurusan bagasi.

"Tiga hal pokok ini menjadi prosedur yang harus sudah terintegrasi dengan baik. Tentu dibutuhkan jaringan yang sangat excellent," tegasnya.(*)

R017/S004

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010