Sentani (ANTARA News) - Penerbangan di Bandara Udara Kelas Satu Khusus Sentani, Papua sampai pada pukul 12.42 Waktu Indonesia Timur masih lumpuh akibat pemalangan yang dilakukan oleh masyarakat pemilik hak ulayat di landasan pacu, Senin.

Warga pemilik tanah hak ulayat melakukan aksinya untuk menuntut ganti rugi yang sampai saat ini belum dibayarkan.

Sejumlah penerbangan baik penerbangan lokal maupun penerbangan dari dan ke Papua yang mulai lepas landas pada pukul 07.30 sampai saat ini belum bisa terbang.

Bahkan para penumpang yang sudah berada di pesawat terpaksa harus turun karena pemalangan tersebut.

Pantauan di lapangan, sejumlah penumpang pesawat masih menumpuk di bandara karena belum mendapatkan kepastian penerbangan. Salah satu penumpang Pesawat Expres Air tujuan Makassar, Wia sangat menyesalkan kejadian tersebut karena sangat merugikan penumpang.

"Kami seharusnya berangkat pada pukul 07.31 Wit tadi tapi karena kejadian tersebut sehingga sampai sekarang belum bisa berangkat," kata Wia.

Menurutnya, ia sengaja memilih penerbangan pagi karena saat ini orang tuanya sedang koma di Makassar. "Telepon sudah berulang-ulang masuk tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa, semoga saja tidak terjadi apa-apa sama orang tua saya," harapnya.

Pesawat yang seharusnya mulai terbang pada pukul 07.30 sampai saat ini ada sembilan penerbangan diantaranya Garuda Indonesia, Merpati Nusantara, Batavia Air, Exspers Air, dan sejumlah penerbangan lokal.
(HLM/B010)

Pewarta:
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010