"Di LDII ini serasa rumah sendiri, untuk itu saya sebagai ketua umum Partai Golkar dan wapres meminta dukungan bapak-bapak pimpinan pondok pesantren Burengan dan pengurus DPP LDII dalam pemilu dan pilpres mendatang," Kata Ketum DPP Partai Golkar yang juga Wapres Jusuf Kalla saat meresmikan masjid dan menara pondok pesantren LDII Burengan, Kedir, Jatim, Jumat.
Lebih lanjut Kalla mengaku optimis pada pemilu April mendatang akan berjalan lancar dan sukses.
Selain itu, Kalla juga meminta para kyai dan pengasuh pondok pesantren untuk juga memberikan pendidikan bahwa Islam di Indonesia cukup moderat sehingga mampu memersatukan bangsa. Pondok pesantren, katanya merupakan pusat pendidikan yang dapat memajukan bangsa termasuk pendidikan politik.
"Pondok pesantren juga harus memberikan pendidikan politik agar masyarakat dapat menentukan pemimpin mereka di masa datang dengan benar,"kata Kalla.
Kalla juga menjelaskan bahwa Islam di Indonesia dianut oleh berbagai suku dan bisa bersatu. Karena itu bisa sangat moderat. Kalla mencontohkan apa yang terjadi di wilayah Timur tengah dimana dipisahkan berbagaibangsa sehingga menjadi ada yang tidak akur.
"Kalau padi itukan memang awalnya hijau tapi lama kelamaan jika sudah berisi ya kuning juga, begitu pula rakyat ini," kata Kalla yang disambut tepuk tangan.
Sementara itu menanggapi permintaan Wapres, Dewan Penasehat DPP LDII Kyai Haji Kasmudi mendoakan agar Wapres dapat perlindungan Allah SWT dan maju dalam pemilu dan pilpres.
"Ya, Allah berikanlah bapak Yusuf Kalla bisa melanjutkan kepemimpinan nasional,"doa KH Kasmudi.
KH Kasmudi juga meminta pemimpin Indonesia untuk tetap menjaga amanah yg diberikan rakyat. Sebagai pemimpin yang baik, tambahnya harus mampu menjaga amanat yangg diserahkan rakyat kepadanya. dalam kesempatan itu, KH Kasmudi atas nama warga dan pengurus besar LDII mengucapkan terimakasih kepada wapres yang telah hadir memberikan pembekalan kepada para santri ponpes Burengan dan meresmikan Menara Agung setinggi 100 meter dengan kubah yang dilapisi emas murni 90 kg.(*)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2009