Pasar cenderung wait-and-see menjelang pidato Powell di acara simposium nanti malam

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup stagnan menjelang pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve, Jerome Powell.

Rupiah ditutup stagnan atau sama dengan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.418 per dolar AS.

"Pasar cenderung wait-and-see menjelang pidato Powell di acara simposium nanti malam," kata analis Indonesia Commodity and Derivatives Exchange (ICDX) Nikolas Prasetia saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Menurut Nikolas, ekspektasi terhadap pidato Powell sejak awal minggu ini sudah membuat nilai dolar AS mengalami koreksi karena investor cenderung melepas aset investasi aman tersebut.

"Pelaku pasar berharap ada kejelasan terkait kondisi ekonomi AS, terutama terkait prospek 'tapering'," ujar Nikolas.

Dari dalam negeri, jumlah kasus harian COVID-19 pada Jumat (27/8) bertambah 12.618 kasus sehingga total jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 mencapai 4,06 juta kasus.

Sedangkan jumlah kasus meninggal akibat terpapar COVID-19 kini di bawah 1.000 yaitu mencapai 599 kasus sehingga totalnya mencapai 130.781 kasus.

Sementara itu, jumlah kasus sembuh bertambah sebanyak 19.290 kasus sehingga total pasien sembuh mencapai 3,69 juta kasus. Dengan demikian, total kasus aktif COVID-19 mencapai 236.317 kasus.

Terkait vaksinasi, jumlah masyarakat yang sudah disuntik vaksin dosis pertama mencapai 60,44 juta orang dan vaksin dosis kedua 34,12 juta orang dari target 208 juta orang yang divaksin.

Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.425 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.418 per dolar AS hingga Rp14.445 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Jumat melemah ke posisi Rp14.431 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.423 per dolar AS.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021