Dumai (ANTARA News) - Seorang aktivis mahasiswa Dumai, Riau, Jumadi, meminta PT Pertamina (Persero) setempat turut memperbaiki jalanan yang rusak di sekitar wilayah operasinya karena dikhawatirkan dapat membahayakan pengendara yang melintas.

Jumadi melalui komunikasi selularnya, Minggu, juga mengharapkan perhatian penataan tersebut dilakukan secepatnya oleh perusahaan minyak itu.

"Sudah seharusnya PT Pertamina RU II Dumai turut berperan memperbaiki kondisi Jalan Putri Tujuh yang berada tepat di depan perusahaan itu," terang dia.

Sejauh pengamatan, papar Jumadi, kondisi jalan tersebut semakin hari semakin memprihatinkan, yakni berlubang dan bergelombang sehingga dinilai sangat membahayakan pengendara yang melintas.

Menurutnya, sejauh ini pihak Pertamina terkesan tutup mata dengan kondisi tersebut.

"Padahal, jalan itu sudah sangat mengganggu kelancaran aktifitas perusahaan, pemerintah maupun warga setempat, tetapi kenapa `tak` kunjung diperbaiki," papar dia.

Kemudian, terang dia, jika memang sudah ada kesepakatan kerja atau MoU antara Pertamina dengan Pemerintah, terkait pemeliharaan jalan tersebut bukan berarti Pertamina lepas tangan begitu saja.

"Paling tidak lakukanlah perundingan untuk melakukan perbaikan. Soalnya inikan terkait kepentingan publik juga," kata dia.

Seorang Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Dumai di Komisi III dari Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), Hj Jufrida, juga mengharapkan adanya sedikit perhatian dari pihak Pertamina Dumai untuk melakukan perbaikan jalan yang semakin memprihatinkan tersebut.

Menurutnya jika menunggu anggaran dari pusat, dikhawatirkan jalan tersebut akan semakin parah. Karena biasanya menurut Jufrida anggaran yang diajukan tahun 2010 biasanya baru akan dikabulkan pada tahun 2011.

"Jumlahnya pun tidak senilai yang diajukan atau paling besar hanya 50 persennya saja," ungkapnya.

Jadi, menurut Jufrida, tidak ada salahnya jika Pertamina sebagai perusahaan minyak negara membantu melakukan perbaikan terhadap jalanan yang rusak tepat di depan wilayah operasinya.

Humas PT Pertamina Dumai, Dasman, mengatakan, persoalan tersebut seharusnya menjadi tanggung jawab pemerintah setempat.

Hal itu menurutnya sesuai dengan kesepakatan yang tertuang dalam MoU antara Pertamina dengan Pemerintah setempat.

Kendati demikian, jelasnya, jika ke depan pemerintah ingin melakukan pengajuan sharing budget maka Pertamina akan mencoba merespon dan menindaklanjutinya.

"Jujur aja, kita juga merasa terganggu dengan kondisi jalan tersebut. Namun, apa boleh buat persoalan perbaikan itu gawenya Pemerintah setempat. Karena Pertamina dengan pemerintah sudah menandatangani kesepakatan serah terima jalan itu," ringkasnya mengakhiri. (FZR/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010