Yerusalem (ANTARA News/AFP) - Militer Israel mengatakan, laporan mengenai serangan roket ke negara Yahudi tersebut dari Jalur Gaza pada Minggu tampaknya berasal dari tanda bahaya yang salah.

Militer sebelumnya mengatakan bahwa sebuah roket ditembakkan dari Gaza namun meledak di udara ketika senjata itu menuju daerah Shaar Ha Negev.

Namun, seorang juru bicara militer mengatakan, tampaknya tidak ada roket yang ditembakkan dan laporan serangan itu bersumber dari tanda bahaya yang salah dari sistem peringatan dini Israel.

Menurut data militer, gerilyawan Palestina sejak awal tahun ini menembakkan lebih dari 190 roket atau mortir ke Israel dari jalur pesisir yang dikuasai Hamas itu.

Jumlah serangan roket dari Gaza ke Israel dikabarkan berkurang secara berarti sejak Israel meluncurkan perang di wilayah kantung pesisir yang dikuasai Hamas itu pada akhir 2008.

Hamas yang menguasai Jalur Gaza mengendalikan serangan-serangan roket pejuang sejak berakhirnya ofensif 22 hari Israel terhadap wilayah pesisir tersebut pada Januari 2009.

Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza hampir dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.

Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008.

Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.

Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel tewas selama perang itu.

Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel.

Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu.

Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.

Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.

Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010