Jakarta (ANTARA) - Duo produser kreatif bertopeng asal Jepang, AmPm (baca: Ampam) kembali meluncurkan single terbaru mereka berjudul "Everyday" bersama penyanyi pendatang baru Amerika Serikat Amanda Yang.

Lagu musim panas dengan genre tropical house dengan melodi mudah diingat yang dikawinkan dengan kejernihan vokal Amanda yang penuh perasaan. Lirik yang diciptakan sendiri oleh Amanda Yang menampilkan tema yang mudah dimengerti, tentang kekasih istimewa dan keinginannya bisa terus bersama sepanjang waktu.

“Meskipun kami banyak merilis lagu-lagu yang menyertakan kolaborasi dengan vokalis tamu, selama tahun 2021, kami juga merilis lagu dance instrumental. 'Everyday' bisa dibilang merupakan kombinasi dari kedua pendekatan ini dan kami pikir hasilnya juga bagus. Yang terpenting, kami merasa ini adalah lagu musim panas yang sederhana tapi banyak daya tariknya," kata AmPm dalam siaran resmi.

Baca juga: Kazunari Ninomiya "Arashi" buat channel YouTube

Baca juga: Kazunari Ninomiya "Arashi" resmi jadi ayah

"Kami berharap ini akan menjadi soundtrack menyenangkan untuk musim panas. Sepertinya, tahun ini, kita akan menghadapi musim panas penuh dengan pembatasan dan lockdown lagi, tetapi kami harap dengan sedikit meningkatkan volume, lagu ini mampu mengangkat semangat banyak orang dan bersenang-senang.”

Amanda menuturkan, lagu ini mengisahkan rasanya jatuh cinta mendadak pada seseorang. Berada di situasi rentan di saat kita sedang jatuh cinta itu sulit.

"Jadi, saya ingin mengabadikan momen ketika saya menyadari kehadiran seseorang menjadi penting dalam hidup saya," kata penyanyi 26 tahun yang mulai mengunggah video YouTube pada 2011.

"Everyday" adalah lagu tentang berpasrah dan membuka diri untuk mencintai seseorang tanpa ada batasan.

AmPm (ANTARA/HO)

AmPm menceritakan proses kreatif di balik pembuatan lagi ini. Diawali dari keinginan mendengarkan musik yang cocok untuk musim panas, seperti yang sedang berlangsung di Jepang, mereka akhirnya membuat sendiri lagu "Everyday". Musiknya dibuat terlebih dahulu, baru setelah itu mereka menyelesaikannya dengan Amanda Yang. Kedua pihak belum pernah bertemu secara langsung.

AmPm pertama kali mendengarkan suara Amanda di Spotify. Suara Amanda Yang menjadi faktor utama AmPm menggandeng penyanyi yang baru meniti karier itu.

"Waktu kita mendengar suaranya, kita langsung suka dengan suaranya dan segera menghubungi ajak kolaborasi. Jujur kita tidak pernah bertemu dengan Amanda Yang secara langsung. Proses kreatif dilakukan online selama masa corona ini yang menurut kami, satu cara kerja yang luar biasa."

AmPm mengatakan, biasanya butuh waktu lama untuk mencari vokalis. Sebelum pandemi, mereka biasanya bertemu langsung atau datang ke tempat sang vokalis itu tinggal untuk mengajak bekerjasama. Sekarang, korespondensi berlangsung secara daring. Kadang butuh waktu lama untuk menunggu respons dari vokalis yang ingin diajak berkolaborasi.

"Itu sebabnya jika ada yang bisa memberi rekomendasi artis yang dapat diajak kerja sama, kita sangat terbuka sekali."

Ke depannya, mereka akan berkolaborasi dengan lebih banyak artis Asia dan tidak cuma membuat lagu dalam bahasa Inggris.

"Tetapi, kita akan coba untuk membuat lagu dalam Bahasa Indonesia juga, dan mungkin Bahasa Thailand juga. Yang pasti, kita akan terus bereksperimen dengan artis Asia lainnya."

Bersamaan dengan peluncuran "Everyday", mereka juga menyertakan single "Travelling Light" dan "Own The Groove". Alasannya, ketiga lagu punya nuansa yang sama, yakni menggambarkan musim panas di Jepang serta menampilkan unsuer Jepang.

"Selain itu, lagu ini termasuk lagu yang kita buat di awal debut karir kita. Mendengarkan kedua lagu ini benar-benar melambangkan musim panas di Jepang. Kita harap orang bisa merasakan hal yang sama dengan apa yang kita rasakan."

Meski lagu-lagu ini terinspirasi dari musim panas, bukan berarti AmPm selalu menciptakan lagu terinspirasi dari musim. Biasanya tergantung suasana hati, perasaan serta inspirasi mereka saat menulis.

"Di Jepang sendiri dikenal sebagai negara 4 musim. Jadi, kita memang jadi sensitif pada perubahan musim sehingga natural saja sih proses penulisan kita tidak tergantung dengan musim."

Bicara tentang musim panas, AmPm juga berkomentar mengenai perhelatan akbar olahraga Olimpiade yang digelar di ibu kota Jepang, Tokyo. Mereka ternyata gemar juga menonton pertandingan di Olimpiade, termasuk cabang olahraga favorit di Indonesia: bulutangkis.

"Sayang atlet dari Jepang yang kita harapkan menang, tidak menang," ujar AmPm yang juga suka menonton tenis meja.

Tahun ini, mereka menyatakan ketertarikan terhadap pertandingan skateboard.

"Secara khusus, Olimpiade memang tidak menginspirasi secara langsung. Tetapi, melihat atlet-atlet yang berjuang, membuat kita juga terus berjuang untuk berkarya yang terbaik sesuai keahlian kita."

Berkreasi di tengah pandemi, duo yang mengenakan topeng boneka agar penikmat musik fokus terhadap lagu mereka ini mengaku tidak stres atau tertekan. Sebab, mereka menulis lagu berdasarkan ide yang muncul di benak.

Apa yang mereka rasakan langsung diwujudkan menjadi ide dan berujung pada sebuah karya.

"Perasaan kita. Jadi, apa saja yang kita rasakan, ya langsung saja kita buat dan dijadikan sebuah karya. Sebaliknya, justru gara-gara corona, karena tidak banyak kegiatan, kita bisa lebih fokus pada musik sehingga bisa benar-benar bisa produksi membuat musik."

Kendati demikian, pandemi membuat mereka tidak bebas bepergian. Jalan-jalan ke luar negeri dan menemukan beragam budaya serta hal baru menjadi sesuatu yang mereka nantikan.

"Kalau dari kita sendiri, kita melihat ini sebagai satu cobaan dimana cobaan diberikan pasti karena kita bisa melewati. Makanya, kita mencoba untuk percaya diri sendiri dan menjalani rintangan sedikit demi sedikit dan bisa menerima keadaan pandemi ini."

Baca juga: Kenangan AmPm tampil di Jakarta empat tahun lalu

Baca juga: Raisa, NCT 127, DNCE, AmPm di konser lintas negara semalam

Baca juga: "Asada-ke" hingga "Demon Slayer", nomine Japan Academy Film Prize 2021

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021