Malang (ANTARA News) - Abu erupsi hasil letusan Gunung Bromo tidak mempengaruhi penerbangan militer di Lanud Abdurahman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Komandan Pangkalan Abdulrachman Saleh, Marsekal Pertama, Agus Dwi Putranto, Minggu, mengatakan, aktivitas penerbangan di pangkalan udara Abdurahman Saleh, khususnya penerbangan militer, tidak terdampak asap Bromo.
Ia mengatakan, laporan yang diterima Lanud Abdruhman Saleh dari Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Kabupaten Malang, debu vulkanik Bromo masih setinggi 300-400 meter, yang hanya mengenai wilayah Desa Nongkojajar, Kecamatan Tutur, Kabupaten Pasuruan.
"Hingga saat ini belum ada laporan abu Bromo hingga ke Malang, dan masih sampai di Nongkojajar Pasuruan," katanya.
Meski demikian, pihaknya tetap waspad, termasuk anomali cuaca yang cepat berubah. "Seperti saat ini, awan begitu gelap, tapi tidak merata," kata Agus.
Ia menjelaskan, penerbangan militer yang biasa dilakukan Lanud Abdurahman Saleh dalam cuaca normal setiap hari mencapai 6-8 kali penerbangan dengan memakai pesawat Hercules, sementara untuk jenis pesawat CASA 212 seri 200 sebanyak empat kali penerbangan.
"Jika cuaca kurang baik, maka frekuensi penerbangan militer tersebut akan kita kurangi, termasuk jika ada laporan abu Bromo," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) meminta Lanud Abdurahman Saleh mengevaluasi kejernihan udara akibat asap Gunung Bromo (2.329 mdpl) yang mulai mengarah ke Malang.
"Kami minta pihak bandara mengevaluasi kejernihan udara agar tidak mengganggu penerbangan," kata Kepala bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG, Gede Suantika
Menurutnya, kepulan asap hitam tebal terjadi sejak tanggal 26-28 November dan mengarah ke barat daya, tepatnya di Kabupaten Malang. (*)
ANT/E011/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010