Jakarta (ANTARA) - Atlet para-balap sepeda Indonesia Muhammad Fadli Imammuddin gagal menyumbangkan medali Paralimpiade Tokyo setelah terhenti lebih awal pada babak kualifikasi nomor C4 4000m individual pursuit di Izu Velodrome, Jumat.
Fadli harus puas berada di posisi keenam dengan catatan waktu 4 menit 50,393 detik, demikian catatan resmi kompetisi.
Pada babak kualifikasi, Fadli tampil di Heat 2 dengan pebalap Kolombia Diego German Deunas yang merupakan peraih medali perunggu di Olimpiade 2016 Rio.
Deunas yang tampil lebih cepat dengan catatan 4 menit 35,230 detik pun berhak melaju ke babak perebutan medali perunggu di Tokyo setelah menempati posisi ketiga.
Baca juga: M Fadli berpeluang sumbang medali di nomor 4000m individual pursuit
Sementara itu, catatan 4 menit 50,393 detik milik Fadli gagal menembus posisi empat besar ketika diakumulasikan dengan enam pebalap lainnya yang berlomba pada nomor tersebut.
Pebalap berusia 37 tahun itu harus menempati posisi pertama atau kedua jika ingin lolos ke final dan memperebutkan medali emas atau perak. Sedangkan jika ada di posisi keempat, Fadli bisa bersaing dalam perebutan medali perunggu.
Baca juga: Fadli Imammuddin siap berikan yang terbaik di Paralimpiade Tokyo
Pada babak kualifikasi, pebalap Slovakia Jozef Metelka berada di posisi pertama dengan catatan waktu 4 menit 22,772 detik, diikuti pebalap asal Rumania Carol-Eduard Novak di peringkat kedua. Kedua pebalap akan menghadapi laga perebutan emas pada pukul 13.00 WIB nanti.
Sementara itu bagi Fadli, harapan membawa pulang medali Paralimpiade Tokyo dari cabang para-balap sepeda kini telah pupus.
Sehari sebelumnya, peraih emas Asian Para Games 2018 itu juga belum berhasil memperoleh medali pada nomor C4-C5 1000m time trial putra setelah finis di urutan ke-17.
Baca juga: M Fadli finis ke-17, Spanyol pecah rekor dunia time trial Paralimpiade
Baca juga: Round-up: Widiasih raih medali pertama, kans para-tenis meja terbuka
Baca juga: Jadwal Indonesia 27 Agustus: Menanti medali kedua Paralimpiade Tokyo
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2021