"Sejak berangkat tahun 2008, istri saya tidak pernah memberikan kabar terkait kondisi dan keberadaanya di negeri orang sampai sekarang," kata Syamsudin (35), suami Setyaningsih, warga Dusun Pegantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan, Minggu.
Menurut dia, sejak sang istri berangkat mengadu nasib ke Kuala Lumpur, Malaysia, sama sekali belum pernah mengirim surat atau berkabat lewat telepon, apalagi mengirim uang hasil kerjannya.
Dia mengatakan, pihak keluarga kini sangat mengharapkan kejelasan atas keberadaan Setyaningsih. Keluarga khawatir, apalagi sekarang ini banyak sekali informasi terkait kasus penganiayaan terhadap pekerja Indonesia di luar negeri.
"Anak kami satu-satunya, Dina Setyana (10), sangat rindu pada ibunya karena sudah dua tahun tidak bertemu dan tanpa kabar," kata Syamsudin dengan tatap mata menerawang jauh.
Dia berharap ada pihak-pihak yang dapat memberitahukan keberadaan istrinya agar kerabat keluarga menjadi tenang.
Sulaiman (80), warga di desa yang sama mengatakan, anak perempuannya, Mulyanti, juga sudah sejak dua tahun lalu pergi bekerja ke Malaysia sebagai pembantu rumah tangga, namun tidak ada kabar hingga saat ini.
"Sejak pertama kali berangkat, sama sekali tidak memberi kabar keberadaanya, sehingga kami sangat khawatir," kata dia.
Menurutnya, bekerja ke Malaysia merupakan keinginan anaknya, karena tinggal di kampung sulit mendapat pekerjaan, sementara kondisi ekonomi keluarga pas-pasan.
"Kalau tahu begini, saya tidak akan mengizinkan anak saya pergi merantau ke luar negeri," ujar dia dengan nada menyesal.
Sulaiman mengatakan, Mulyanti meninggalkan dua anak di kampung, yang satu masih duduk di sekolah dasar dan sorang lagii masih balita.
Berdasarkan keterangan dari beberapa keluarga TKI tersebut, keduanya berangkat melalui Hadi, salah satu makelar Peyalur Jasa Tenaga Kerja Indonesia di Kecamatna Palas.
Keduanya diberangkatkan bersama tiga orang lainnya yang sama-sama berasal dari Dusun Pegantungan, Desa Bakauheni, Kecamatan Bakauheni, Lampung Selatan pada tahun 2008.
Namun, dua orang di antaranya telah kabur dari Malaysia dan pulang ke rumah setahun lalu. Kemudian seorang yang lain, Juta Wiayana (20), tercatat meninggal dunia beberapa hari lalu, dan telah dimakamkan oleh keluarganya pada Sabtu (27/11) lalu.
Setyaningsih dan Suryanti, hingga kini belum diketahui jelas keberadaanya di negeri jiran tersebut.
Pihak keluarga kedua TKI itu berharap pemerintah dapat membantu mencari informasi tentang keberadaan Setyaningsih dan Suryanti, karena salah seorang rekan mereka, Juta Wiayana sudah pulang ke kampung halaman dalam bentuk janazah dengan luka-luka di kepala dan lebam di hampir sekujur tubuhnya.
(T.ANT-048/P004/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010