Jakarta (ANTARA) - Pada hari kedua persaingan di Paralimpiade Tokyo, Kamis, Kontingen Indonesia meraih medali pertama melalui Ni Nengah Widiasih yang sukses membawa pulang perak cabang olahraga para-powerlifting nomor 41kg putri .
Pencapaian itu menjadi sejarah bagi para-powerlifting Meraih Putih karena Widi, sapaan akrab Ni Nengah Widiasih, menjadi satu-satunya lifter Indonesia yang sukses meraih medali perak di pesta olahraga terbesar untuk atlet penyandang disabilitas tersebut.
Bagi Widi, ini adalah medali kedua sepanjang turun di Paralimpiade setelah lima tahun lalu, tepatnya di Paralimpiade Rio de Janeiro, Brazil pada 2016, atlet asal Karangasem, Bali itu menjadi wakil Indonesia satu-satunya yang membawa pulang medali perunggu.
Hasil di Paralimpiade Tokyo ini pun sekaligus merealisasikan target memperbaiki prestasi di saat Widi mencatatkan angkatan 98kg di kelas 41kg putri yang bergulir di Tokyo International Forum, Kamis.
Widi dengan mulus membuka angkatan pertama seberat 96kg. Namun pada percobaan kedua dia gagal menuntaskan angkatan 98kg.
Beruntung, lifter berusia 28 tahun itu berhasil menebus kegagalan tersebut pada kesempatan ketiga atau terakhir sekaligus memastikan medali pertama untuk Indonesia.
Catatan angkatan Widi itu meningkat dibanding yang ditorehkannya pada Paralimpiade Rio de Janeiro ketika membukukan angkatan 95kg.
Selain itu, catatan 98kg juga menjadi rekor terbaik dalam kariernya sebagai atlet para-powerlifiting kelas 41kg.
Baca juga: Ni Nengah Widiasih bersyukur atas raihan perak Paralimpiade
Widi bersyukur dan bangga karena perak yang diraihnya tidak hanya menjadi medali pertama bagi Merah Putih dalam Paralimpiade Tokyo 2020, tetapi juga perak pertama Indonesia sejak Seoul 1988.
Sementara itu, medali emas diamankan oleh lifter China Guo Lingling. Dia juga memecahkan rekor dunia kelas 41kg atas namanya sendiri dengan mencatatkan angkatan terbaik 109kg.
Medali perunggu direbut oleh lifter Venezuela Clara Sarahy Munasterio dengan angkatan terbaiknya 97kg.
"Yang pasti senang dan bangga. Sesuai target pribadi karena sebelum ke sini saya ada di ranking kedua dunia. China memang tangguh sekali,” kata Widi dalam sebuah pernyataan kepada NPC Indonesia yang diterima di Jakarta, Kamis.
“Tapi saya bersyukur karena hari ini Merah Putih bisa berkibar dan bisa memperbaiki angkatan saya dari perunggu di Brazil dan sekarang perak,” kata dia menambahkan.
Baca juga: Giliran Adyos Astan pastikan tiket babak 16 besar Paralimpiade Tokyo
Dua wakil para-tenis meja lolos fase grup
Sementara itu, pada cabang olahraga para-tenis, dua wakil yang tampil pada nomor perorangan putra yakni David Jacobs dan Adyos Astan memastikan diri lolos dari fase grup.
David Jacobs yang tampil lebih dulu memastikan tiket perempat final setelah meraih kemenangan kedua pada persaingan Grup B kelas 10 melawan wakil Spanyol Jose Manuel Ruiz Reyes di meja satu Tokyo Metropolitan Gymnasium dengan skor 3-0 (11-9, 11-4, 11-4).
David Jacobs hanya butuh waktu 19 menit untuk memastikan diri ke babak delapan besar.
"Saya hanya mengikuti instruksi pelatih untuk bermain enjoy dan hasilnya saya menang. Di pertandingan tadi, pasti ada sedikit tegang tetapi saya mencoba untuk menikmatinya,” kata David Jacobs, seusai pertandingan.
“Sekarang saya lega bisa menang dan lolos ke delapan besar. Semoga bisa menang lagi dan lolos ke babak semifinal dan babak-babak selanjutnya,” kata David menambahkan.
Baca juga: David Jacobs pastikan tiket perempat final Paralimpiade Tokyo 2020
David Jacobs dipastikan keluar sebagai juara Grup B kelas 10 dengan raihan poin sempurna dalam dua pertandingan. Kemenangan pertama diraih setelah mengalahkan Luka Bakic asal Montenegro dengan skor 3-0 (11-5, 11-7, 11-9) dalam durasi 18 menit
David Jacobs akan menjalani babak delapan besar kelas 10 para-tenis meja yang dijadwalkan bergulir pada Sabtu (29/8). Jika berhasil, dia akan ke semifinal yang dilaksanakan pada sore harinya.
Adapun untuk final cabang olahraga para-tenis meja kelas 10 akan berlangsung di Tokyo Metropolitan Gymnasium, Minggu (30/8).
Sementara Adyos Astan memastikan tiket babak 16 besar setelah meraih kemenangan pertama pada laga kedua Grup A kelas 4 melawan Rafal Lis asal Polandia.
Tampil di meja tujuh Tokyo Metropolitan Gymnasium, Kamis, Adyos Astan menang dengan skor 3-1 (11-5, 12-10, 11-13, 11-8) dalam durasi 29 menit.
Hasil itu menempatkan Adyos Astan di posisi kedua Grup A kelas 4 dengan satu kali menang dan satu kalah.
Kekalahan yang dialami Adyos Astan terjadi saat melawan wakil Turki Abdullah Ozturk yang menjadi juara Grup A kelas 4 setelah kalah dengan skor 1-3 (8-11, 11-6, 3-11, 7-11).
Babak 16 besar kelas 4 dijadwalkan akan bergulir pada Jumat (27/8). Setelah itu berlanjut ke perempat final pada sore harinya.
Satu hari setelah itu atau tepatnya pada Sabtu (28/8) akan bergulir partai semifinal atau perebutan perunggu. Adapun final atau perebutan emas cabang olahraga para-tenis meja kelas 4 dijadwalkan bergulir pada Senin (30/8).
Baca juga: Paralimpiade Tokyo konfirmasi kasus rawat inap pertama COVID-19
Para-balap sepeda kehilangan satu nomor
Sementara hasil kurang memuaskan terjadi pada cabang olahraga para-balap sepeda ketika Muhammad Fadli Imammuddin belum bisa meraih hasil terbaik dalam debutnya di kategori C4-C5 nomor time trial 1000 meter putra.
Berlomba di Izu Velodrome, Kamis, Fadli mencatat waktu 1 menit 10,423 detik. Hasil tersebut menempatkan wakil satu-satunya Indonesia di cabang balap-sepeda di urutan ke-17.
Pemenang dalam lomba tersebut adalah pebalap asal Spanyol Alfonso Cabello Llamas yang mencatat waktu tercepat 1 menit 01,557 detik.
Sedangkan posisi kedua dihuni Jody Cundy dari Inggris Raya dengan catatan waktu 1 menit 01,847 detik. Peringkat ketiga adalah wakil asal Slovakia Jozef Metelka dengan 1 menit 4,786 detik.
Baca juga: M Fadli berpeluang sumbang medali di nomor 4000m individual pursuit
Fadli masih punya harapan menambah perolehan medali kontingen Merah Putih, sebab dia akan turun pada satu nomor lagi, yakni C4 4000m Individual Pursuit, Jumat (27/8).
Fadillah Umar selaku pelatih mengatakan Fadli masih memiliki peluang untuk berprestasi di nomor 4000meter individual pursuit.
Pasalnya, salah satu pesaing terberatnya yakni pebalap asal Inggris Raya Jody Cundy tidak akan berlomba pada nomor tersebut.
"Dari awal persiapan Fadli memang untuk tampil di nomor 4000 meter karena ia memilki endurance bagus. Dengan absennya Cundy maka membuka persaingan antar pebalap,” kata Fadillah Umar.
Dalam catatan pertemuan terakhir, Fadli masih memiliki torehan waktu lebih baik dari Cundy saat Kejuaraan Dunia Para-balap Sepeda di Kanada pada 2020.
Salah satu pesaing terberat Fadli pada perlombaan nanti akan datang dari Jozef Matelka yang merupakan pebalap asal Slovakia spesialis di nomor 4000 meter.
Fadli kini berada dalam kondisi prima dan diharapkan besok ia bisa menunjukkan penampilan terbaik di Izu Velodrome untuk mengharumkan nama Indonesia.
Baca juga: Paralimpiade dan tradisi menghormati pekerja kesehatan
Baca juga: Syuci Indriani terhenti di babak penyisihan 100m gaya kupu-kupu S14
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021