"Walaupun kami melihat perlindungan vaksin COVID-19 terhadap varian Delta menurun, itu masih penurunan dua pertiga dari risiko," kata Ashley Fowlkes, penulis utama studi itu yang diterbitkan pada Selasa, kepada CNN.
Vaksin masih "sangat kuat", terlebih ketika muncul hasil yang lebih parah, kata Fowlkes, ahli epidemiologi di Tanggap Darurat COVID-19 CDC, kepada stasiun TV yang berbasis di Atlanta tersebut.
"Namun kami juga masih ingin meneruskan pemakaian masker sedikit lebih lama," katanya.
Namun studi saat ini tidak mencakup tingkat keparahan penyakit.
Sebaliknya, studi tersebut menjadi bab terbaru dalam penelitian yang sedang berlangsung yang memantau "petugas perawatan kesehatan, perespons pertama, dan petugas garda terdepan dan esensial lainnya" yang setiap pekan menerima tes PCR di delapan lokasi di enam negara bagian AS.
Sumber: Xinhua
Baca juga: CDC AS: varian Delta sama menularnya dengan cacar air
Baca juga: Varian Delta mendominasi dunia
Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021